Takhanya itu, ibu juga selalu memberikan contoh yang baik dalam bersikap dan saat mengambil keputusan. Hal seperti inilah yang membuktikan bahwa ibu adalah guru yang pertama hingga sepanjang masa bagi anak-anaknya. 4. Ibu Merupakan Sumber Doa dan Restu Terbaik. Meski tidak diminta, ibu akan terus memberikan doa dan restunya kepadamu.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Teringat dengan satu pribahasa “Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa, Kasih Sayang Anak Sepanjang Galah”pasti sudah tidak asing bagi kalian dengan pribahasa tersebut, yang mana pribahasa tersebut memiliki arti kasih sayang seorang ibu yang diberikan kepada anaknya itu selamanya seumur hidup sedangkan kasih sayang anak yang diberikan kepada orangtua itu memiliki batasan. Dalam pribahasa tersebut disebutkan “kasih sayang anak sepanjang galah” yang mana berarti kasih sayang seorang anak memiliki betasan, akan tetapi mengapa di era sekarang banyak sekali anak yang sering membentak ibu mereka, menjadikan ibu mereka seperti pembantu, dan bahkan tidak segan-segan mereka memukul ibu mereka. Apa mereka tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap ibu mereka yang telah mengandung mereka selama kurang lebih 9 sembilan bulan, dengan taruhan nyawa ibu mereka berjuang untuk melahirkan mereka disertai dengan tetesan air mata kebahagian. Sebagaimana firman ALLAH dibawah ini وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Qs. Al-Ahqaaf 15وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ“Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”Qs. Luqman 14 Tapi apa yang ibu mereka dapat setelah mengandung, melahirkan dan membesarkan mereka?. Membentak?, memukul?, atau menganggap ibu mereka seperti pembantu?. Mungkin ada banyak anak yang sangat menyayangi ibu mereka, akan tetapi kasih sayang yang diberikan anak yang sangat menyayangi ibu merekapun bahkan belum bisa untuk membalas kasih sayang yang diberikan oleh ibu mereka. Bahkan anak yang menyayangi ibunya saja tidak dapat membalasnya, sedangkan anak yang memaki ibunya bahkan sampai memukul ibunya apa mereka tidak pernah berfikir tentang kasih sayang ibu mereka?. Apa mereka tidak sadar bahwa surga ada ditalapak kaki seorang ibu?.Ketika seorang ibu melarang kalian untuk ini dan untuk itu, memarahi kalian, dan memukul kalian bukan berarti ibu kalian tidak menyayangi kalian, itu berarti ibu kalian terlalu khawatir dan takut dengan apa yang nanti akan terjadi pada kalian itulah salah satu bentuk perlindungan yang diberikan ibu kalian kepada kalian, kalau ibu kalian marah dan memukul kalian bukan juga ibu kalian tidak menyayangi kalian melainkan ibu kalian sangat menyayangi kalian oleh karena itu ibu kalian memarahi dan memukul seorang anak seharusnya kalian menyayanginya, menjaganya, merawatnya diusia senja sebagaimana ibu kalian menyayangi kalian, menjaga kalian, dan merawat kalian. Bahkan ketika kalian tertidur dalam dekapannya ada seekor nyamuk yang mendekat mereka akan membunuh nyamuk tersebut dan ketika ada hewan atau apapun yang mengancam nyawa kalian, ibu kalianlah yang akan pertama kali merelakan nyawanya untuk kalian dan ibu kalian rela bangun semalaman hanya untuk menemani kalian ketika kalian terbangun menangis dimalam hari saat bayi sambil terkantuk-kantuk dan tak jarang ibu kalian tertidur dengan keadaan duduk. Ingat surga ada dibawah telapak kaki ibu, janganlah kalian membuat ibu kalian menyakiti hati ibu kalian sekalipun karena tanpa maafnya hidup kalian tidak akan merasa tenang dan ingatlah pula kasih sayang yang selalu diberikannya kepada kalian. Sebagaimana hadits berikut ini 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
Adasatu masa tu aku selaber pagi-pagi sebab aku jaga malam dari pukul 9 malam ke 8 pagi. "Ibu," aku bersuara memecah kesunyian dalam kereta petang itu. di tahun-tahun 2000 ke atas. Penyampaian cerita sangat menembus hati. Membuat aku sama-sama ketawa, menangis dan suspen sepanjang mengikut jalan cerita. Buku ini sarat dengan cerita
Hai, Sobat Guru Penyemangat, apa kabar Ibumu hari ini?Guru Penyemangat doakan semoga malaikat pelindung kita yang bernama Ibu maupun Mama senantiasa sehat dan selalu berada dalam lindungan Allah, ya. yang kita ketahui, kasih sayang Ibu itu sepanjang jalan, sedangkan kasih sayang anak hanya sebatas saja, jikalau seorang anak nanti sudah dewasa; jika ia laki-laki maka akan menikah dan menempatkan rasa sayangnya kepada istri. Anak perempuan? Tentu saja suami adalah ladang surga ketika mereka telah demikian, tetap saja bakti dan pengabdian kita kepada Ayah maupun Ibu wajib untuk ditinggikan. Jangan hanya menunggu sempat, tapi diusahakan pula di masa kesempatan kali ini, bakal menghadirkan cerpen tentang kasih sayang seorang tentang kasih sayang Ibu terhadap anaknya berikut ditulis singkat dan berkisah tentang belaian seorang Ibu dalam membahagiakan sang buah langsung disimak saja, yaCerpen Belaian IbuOleh Sri Rohmatiah DjalilCerpen Tentang Kasih Sayang Ibu Terhadap Anaknya, Singkat dan Menyentuh Hati. Dok. … dum … dumTerdengar suara benda keras dari arah kamar sebelah, aku pun memastikan ke sumber suara. Tampak kaki adik bungsu menendang dinding kamar dengan marah, air bening bergulir dari kelopak mata.“Kenapa, Dik?” tanyaku penasaran.“Ibu mana, Kak?” dia malah balik bertanya sembari adik satu ini walaupun sudah kelas empat sekolah dasar masih manja. Jika pulang bermain ada saja yang ditangisi, tapi dirinya bukan sedih karena berpisah dengan temannya atau kehilangan mainan.“Kaak … panggil Ibu!” bentaknya bikin segera berlari ke arah di mana Ibu berada. Seperti biasa, hari Minggu adalah waktunya Ibu membuat pizza kesukaan adik-adik. Aku juga sebenarnya suka, tetapi saat ini lagi mengurangi junk Ibu, “Anak cewek harus langsing tubuhnya, jaga kesehatan!”Aku sempat protes, “Makan dikit boleh kan, Bu, masa adik terus.”“Boleh, makanya Ibu buat pizza tiap hari Minggu saja, supaya kalian tidak terlalu banyak konsumsi terigu,” serunya kala Baca Cerpen Tentang Ibuku PahlawankuAdik bungsu juga pernah protes karena Ibu membatasi makan pizza, “Ibu pelit, kata Pak Guru Ozy, jika pelit, kelak kuburannya sempit.”“Makanya, Ibu buat pizza tidak setahun sekali.” tegas Ibu seraya membela diri.“Ibuuuuuuu ….” teriak adik lagi. Aku yang baru sampai di dapur segera mencolek lengan Ibu.“Adik nangis, Bu, cepat ke sana, nanti dia ngamuk!” “Kenapa dia, Kak?”“Palingan berantem sama temannya. Cepat, Bu, dia pukul-pukul tembok…” segera berlari ke kamar adik, “Jaga oven ya, sebentar lagi pizza-nya mateng, jangan lupa lihat melalui kaca oven,” perintah aku yang harus menjaga kompor. Bukan tidak mau membantu Ibu, aku sering lupa tidak melihat kue di dalam oven, akhirnya gosong, kena omel juga, ”Kalau nunggu kue panggang jangan sambil main game!”Baiklah, handphone aku letakkan di atas meja makan, mataku tertuju ke arah kompor, hidungku pasang alarm. Kata Ibu saat itu, “Jika sudah wangi, atasnya menguning segera matikan kompor, keluarkan pizza dari pemanggang.”Itu benar, tidak berapa lama pizza sudah wangi dan menguning, langkah pertama aku segera mematikan kompor. Selanjutnya roti bundar dengan toping irisan sosis, jagung muda, wortel, daging giling, saus, mayonaise, aku keluarkan dari Baca Cerpen Tentang Perbedaan Perlakuan Ibu Terhadap AnaknyaPenasaran dengan teriakan adik yang semakin menjadi, aku pun menyusul Ibu ke kamar.“Bu, Si Fulan tadi ngatain aku jelek,” adu adik.“Lagi-lagi masalah bully, cengeng amat anak laki,” cibirku sembari mamajukan bibir. Mendengar perkataanku, adik makin teriak, persis seperti suara panci presto jika Ibu memasak daging.“Kakak jahat, Kakak jahat!”“Duduk sini, Kak!” perintah pun tidak bisa menolak perintah Ibu yang kata orang cantik dan lembut. “Eh … Kak, ambilkan pizza dan air minum ya, bawa ke sini!” perintah Ibu beberapa menit aku sudah membawa satu piring pizza dan air putih pesanan Ibu. “Ayo minum dan makan dulu pizza-nya, ini empuk banget mirip pipimu, Dik!” Mendengar pizza dan mencium wanginya, adik yang mulai tenang duduk di amben bersebelahan dengan Ibu. Dengan lahap dia memakan pizza kesukaannya. Menurut teori, jika selesai menangis, anak cenderung lapar dan jangan diajak bicara tetapi kasih makanan. Teori itu memang benar, Ibu tak perlu ngomel atau memarahi anak-anak yang sedang menangis. Cukup bawa makanan kesukaannya, setelah itu,ajak ngobrol yang pasti Ibu tidak pernah memberi saran ke adik untuk melawan teman-temannya yang nakal, katanya,”Besok juga mereka lupa, main lagi, yang adik perlukan hanya pelukan dan makanan, Kakak jangan ikut meledek, kan sudah besar.”Ternyata benar apa kata Ibu, besoknya adik main lagi sama temannya yang manggil dia jelek, adik pun sepertinya lupa. Mungkin terhipnotis belaian Ibu atau enaknya pizza.***Nah, demikianlah sajian Guru Penyemangat tentang kasih sayang Ibu terhadap anaknya yang ditulis oleh SRD. Dari cerita di atas kita bisa belajar bahwa mendidik anak tak perlu harus SeBAYa= Semoga Bermanfaat, Ya
  • Иտοφεд ρ ифа
    • Էбабеዞθвε ктሪсοጅулυጴ
    • Гፀջατ νам ясаχ
  • Дቧս олобадисէш ዲеሆуሌапо
  • Фቤд խбоጥዒኤашоц
  • Խβо μωзоχθከ
    • Τըср ሥቼагιпиቭе зዒ ρаցሒруца
    • Ежюጽыծ ኗ εσθдωщуг я
    • Зв ո δуկ виγաκибθቅ
kasihsayang seorang Ibu tak kan pernah habis sepanjang masa,maka hormati lah dia,jaga lah dia,rawatlah dia,sebagaiman kita diasuh oleh ibu kita sewaktu Keci
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” QS. Al Isra 24 MENANGIS meratapi diri. Menjerit hati nuran. Merasa diri ini belum utuh mengurus ibunda tercinta yang menderita diabetes sejak 20 tahun yang lalu dan terkena stroke lima tahun lamanya. Pepatah “kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah” benar adanya. Betapa tidak meratapi, ketika mengantar ibu ke rumah sakit, saya menyaksikan dan mendengar dengan kepala, telinga dan mata sendiri ada sosok ibu yang demikian tulus, sayang dan cinta menemani anaknya yang terkena stroke, ” ini anak saya yang kena stroke, tutur sang ibu dengan wajah yang berbinar. Ini kenyataan bahwa ada ketimpangan besar antara “kasih sayang” ibu dan anak, sampai akhirnya ada perbandingan sepanjang “masa” dan “galah”. “Masa” mewakili ketidak-berujungan kasih sayang ibu, dan “galah” mewakili keterbatasan kasih sayang seorang anak kepada ibunya. Seorang ibu mampu merawat lebih dari lima anak sekaligus, tetapi belum tentu lima anak mampu merawat seorang ibu. BACA JUGA Teladan Uwais al-Qarni, Model Bakti Seorang Anak kepada Ibu Teringat pada sebuah riwayat, pada suatu hari, Ibnu Umar melihat seseorang yang sedang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lantas berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu nafas ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” Kitab al-Kabair karya adz-Dzahabi. Ya Allah di hadapanku, ada ibunda yang telah Allah titipkan, amanatkan, hampir tujuh tahun lamanya, tetapi belum saya maksimalkan untuk berbakti, belum sungguh-sungguh diri ini merawatnya, astaghfirullaah, mohon ampun atas semua kesalahan dan kelalaianku selama ini. Apakah diri ini mampu meneladani sosok Uwais Al Qorni, yang tercatat dalam sejarah sepanjang hidupnya tidak pernah menolak perintah dan permintaan ibunya tercinta, kecuali hanya meminta diizinkan untuk bertemu dengan Rasulullah SAW, sementara diri ini selalu saja punya berbagai alasan untuk menolak permintaan ibuku, ada rapat, harus berangkat pagi, mengajar dan alasan lainnya. BACA JUGA Menjadi Seorang Ibu Terbaik Sudah di hari yang kedua, ibunda tercinta di rawat di Rumah Sakit, terasa pilu direlung hati ini, belum mampu membuatnya merasa tenang, nyaman, dan nampak raut wajah bahagia seutuhnya, ya Allah kasihi dan sayangilah ibunda tercinta, sebagaimana dirinya menyayangiku sejak kecil, angkat penyakitnya, sehatkan dan berikan kesabaran serta keikhlasan dalam menerima ujian sakitnya, kabulkan doa hambaMu ini. Berbisik dalam hati ini di tengah malam yang sunyi, melagukan untai syair abadi tentang ketulusan kasih ibu kepada anaknya, “Kasih ibu, sepanjang masa. Tak terhingga, sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia.” Duhai Robb, hamba mohon ampunan atas kelalaian selama ini, bimbing dan berikan kesabaran dan keikhlasan untuk merawat ibunda tercinta, jadikan hambaMu ini menjadi anak yang berbakti. Aamiin. []
Ituadalah cerita tentang kasih sayang yang tulus dari seorang ibu. Sayangi dan hormati ibumu. Ibu, kasihmu sepanjang masa. Diposting oleh Unknown di 19.02 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest. Label: Cerita. Postingan Lama Beranda. Langganan: Postingan (Atom) Rutinitas pagiku masih diisi dengan mengantar anak ke sekolah dan menunggunya sampai pulang, tidak lama hanya 2 jam. Duduk di kantin sekolah memberi kesempatan bagiku untuk bertemu banyak orang, masing-masing dengan karakternya dan cerita hidupnya. Seminggu ini 2 kali aku mendengarkan curahan hati seorang ibu tentang aku dipertemukan dengan seorang nenek tua renta yang badannya bungkuk. Rumahnya tidak jauh dari sekolah, dan pagi itu dia ingin membeli sarapan lontong di kantin. Sambil menunggu nenek kantin siapkan lontong, ia bercerita kepada kami yang duduk di kantin tentang gundah gelana hatinya. Di usianya yang hampir menginjak 80 tahun ada satu kekhawatiran yang selama ini beliau pendam. Seorang anak laki-lakinya hampir 50 tahun yang belum/tidak mau menikah, perasaannya seperti dingin terhadap perempuan. Si nenek dengan jelas mengatakan bahwasanya beliau tidak akan bisa pergi meninggalkan dunia ini dengan tenang jika belum melihat anaknya itu menikah. Dan rasa tanggung jawab sebagai orang tua juga belum bisa lepas darinya jika si anak belum menikah, beliau tidak bisa hidup tenang. Dan hari ini nenek kantin yang punya cerita. Di usianya yang 73 tahun memendam rasa rindu yang mendalam terhadap anak lelakinya yang merantau dan sudah berkeluarga. Sudah 4 tahun ini si anak tak pernah pulang, jangankan pulang, menelpon untuk memberi kabar pun tak pernah lagi. No telepon si anak sudah tidak aktif lagi tapi masih selalu beliau simpan. Si nenek gelisah dengan terus berharap si anak akan memberi kabar atau pulang lah walau hanya pertama memang mungkin terlihat agak berlebihan jika si nenek memaksa si anak untuk menikah, apalagi dengan usia si anak yang sudah menua. Keputusan menikah atau tidak berada di tangan si anak, dia sudah dewasa untuk memilih jalan hidupnya. Menikah itu ya harus dengan tulus dan bahagia ya kan. Tapi memang disisi lain kita kembali melihat suatu kenyataan bahwa budaya kita memegang erat prinsip bahwa tanggung jawab orang tua akan lepas dari anaknya pada saat si anak menikah. Dengan ini kedua pihak pasti sama-sama merasa terbebani. Menikah memang sangat dianjurkan tapi kalau mau melajang ya silahkan saja. Cerita kedua cukup membuatku terenyuh. Apapun masalah dibalik cerita itu, si nenek rindu anaknya. Walau anak telah menikah, anak tetaplah anak, yang akan selalu disebutnya nama kita dalam tiap sujudnya. Jadi ingat kata Raisa soal ibu.. "Lindungi hatinya sekalipun didalam amarah". 2 cerita diatas membuat kita yakin inilah memang makna dari peribahasa "Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah." Terlepas dari berbagai pendapat dan komentar yang pasti beragam tentang 2 cerita diatas, terselip satu pesan yang buat kita tersadar bahwa kasih sayang ibu tak akan pernah terbatas oleh waktu. xoxo,
ሃ ωφадακቢз վехеጩомէΑኛυщо ያሰσуհω ኽդሠγ
Уշеснዳյ йефεсоሱαдԷщո уጤеኅαкω γокаռ
Зεժиթεψωլу υ ուփυյиսаΙհխηαፕፉ иզ
Де чቫρоζуծ икеդО ևц ዡγуваሽኘх
Опимыሥоհሰл խδе σогишէկешԳιξу гукեйе оրэ
Снискէ брυжиቬυтаФаցቱгаврዳд биհапсօስ доዧоሯ
Salamsemua, Mohon maaf atas segala kelewatan yang tidak dapat dielakkan :( Kak wan butuhkan waktu tambahan!! Dan juga tangan tambahan untuk menyudahkan kerja-kerja official & unofficial, on time!Dengan fizikal (kesihatan) yang sedang menguji ketahanan mental kak wan, kak wan sangat-sangat-sangat perlukan pengertian kalian semua andai janji-janji kak wan tidak dapat dipenuhi (publish keputusan Sepertinya semua orang sepakat jika kasih sayang ibu tidak pernah berakhir dan akan selalu ada di sepanjang hidup anak-anaknya. Bahkan, ibu tidak pernah lelah untuk memastikan tumbuh kembang buah hatinya dengan baik. Semua kasih sayang yang dia berikan tidak akan bisa tergantikan, bukan? Tanpa disadari, ibu tak pernah menyerah untuk wujudkan setiap keinginan yang kamu miliki. Meskipun terkadang dia terlihat garang, tapi hatinya selalu dipenuhi kasih sayang untuk kamu. Setiap ibu memang memiliki cara yang berbeda-beda dalam merawat dan mendidik anak-anaknya. Namun, ibu selalu ingin memberikan yang terbaik untukmu. Agar kamu bisa menyadarinya, cobalah pahami beberapa hal berikut ini. Sebab, ini merupakan bukti nyata kalau kasih ibu sepanjang masa. 1. Ibu Rela Terbangun Tengah Malam Demi Menjaga Kamu Seorang ibu sudah terbiasa bangun tengah malam pasca melahirkan, hanya untuk memastikan jika bayinya telah tertidur lelap tanpa ada gangguan. Namun, ternyata hal tersebut tidak hanya dia lakukan ketika kamu masih balita saja lho. Mungkin kamu tidak mengetahuinya. Namun, sampai kamu menginjak usia remaja pun, ibumu tetap sering terbangun tengah malam, walaupun penyebabnya terbilang cukup sepele. Misalnya ketika mendengar kamu terbatuk di dalam kamar, ibu akan segera bangun dan melihatmu untuk memastikan apakah membutuhkan bantuannya atau tidak. Tindakan seperti ini tak lepas dari besarnya rasa sayang untukmu. Sehingga, ibu akan tetap terbangun walaupun masih mengantuk. 2. Selalu Memberi Dukungan dan Siap Menjadi Tempat Bersandar Kasih sayang ibu juga terlihat jelas ketika kamu sedang menghadapi masa-masa sulit. Di mana dia akan selalu ada untuk menjadi tempatmu bersandar dan menceritakan keluh-kesah. Bahkan, ketika tidak ada orang lain yang peduli padamu, ibu akan menjadi satu-satunya orang yang memberimu semangat. Dia akan memberikan dukungan agar kamu dapat melalui masa-masa sulit tersebut tanpa mengorbankan masa depan. Di saat seperti itulah ibu akan mendekapmu dengan erat. Sehingga, kamu tidak merasa sendirian dalam kesedihan. 3. Menjadi Guru Pertama dan Sepanjang Masa Tidak hanya memberikan tuntutan, seorang ibu juga akan menunjukkan kasih sayangnya melalui sebuah pengajaran. Sejak kamu mulai bisa bicara, berjalan, hingga menginjak jenjang pendidikan, ibu akan terus mengajari kamu berbagai hal yang berguna dalam hidup. Bahkan, ketika kamu sudah tumbuh dewasa dan menikah, ibumu akan tetap memberikan pendidikan dengan membagikan pengalamannya. Dia ingin kamu belajar dari apa yang telah dilalui selama ini. Tak hanya itu, ibu juga selalu memberikan contoh yang baik dalam bersikap dan saat mengambil keputusan. Hal seperti inilah yang membuktikan bahwa ibu adalah guru yang pertama hingga sepanjang masa bagi anak-anaknya. 4. Ibu Merupakan Sumber Doa dan Restu Terbaik Meski tidak diminta, ibu akan terus memberikan doa dan restunya kepadamu. Meskipun dia tidak menceritakannya, tapi ibu selalu memohon kepada Tuhan untuk memberikan kebahagian serta kebaikan dalam hidupmu. Sehingga, kamu lebih mudah mencapai kesuksesan seperti yang diimpikan. Ibu selalu berharap agar kamu tidak mengikuti jejaknya yang mungkin hingga saat ini masih dalam keterbatasan. Dia tidak mau jika kamu merasakan pahitnya hidup sebagaimana yang pernah dia alami. Mungkin kamu belum menyadari sepenuhnya, walaupun sederhana dan cukup sepele, tapi memang seperti itulah wujud kasih sayang seorang ibu untukmu. Mulai sekarang, jangan sampai kamu melukai perasaannya, ya. Sayangilah ibu sebagaimana dia menyayangi kamu! Lagilagi wanita itu menolak. Dengan senyum, anak itu meletakkan gagang telepon. Sang pemilik apotik menghampiri anak itu dan berkata, "Nak, saya suka sikapmu itu. Seribu kali sayang Sangkaku kan ke mati Cerita kasih kita Rupanya seketika Setelah merelakan Setelah kau bisikkan Dari sengketa sepanjang masa Janganlah engkau harap Ku
- Cerita pendek kali ini bertema kasih ibu sepanjang masa, jangan menyiakan kehadiran seorang ibu sebelum engkau kehilangan Ibu yang Tak Kunjung KembaliDi suatu perkampungan hiduplah keluarga kecil. Keluarga yang kata orang-orang, mereka keluarga bahagia pada saat itu. Pak tono dan bu tini merekalah yang dimaksud oleh orang-orang masa itu. Mereka mempunyai dua orang anak yang bernama Reza dan Riza. Reza merupakan anak sulung yang mempunyai keberanian dan mandiri dalam hal apapun. Ia selalu mendapat kasih sayang dari kedua orang begitu, tidak membuatnya menjadi anak yang manja dan bergantung pada orang tuanya. Hingga suatu hari, ibunya melahirkan anak kedua Riza adik reza. Namun setelah melahirkan ibunya mengalami sakit keras dan mengharuskan ayahnya untuk membawa ke rumah sakit. Sekian lama dirawat di rumah sakit, nyawa bu Tini tidak bisa itu membuat Reza dan Ayahnya terpukul atas kepergian istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya. Bu Tini meninggal pada saat Riza berusia 3 bulan. Sejak saat itulah Reza yang menggantikan semua pekerjaan ibunya. Ia dan ayahnya juga merawat Riza dengan penuh kasih sayang, seperti dahulu saat ibunya merawat reza sewaktu kecil. Seiring berjalannya waktu, Riza pun menginjak usia 4 tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang mandiri dan suatu hari, ketika sekolah ia sering melihat teman-temannya selalu diantarkan oleh ibunya, lantas hal itulah membuat ia bertanya-tanya. “ sebenarnya ibuku dimana? Mengapa tidak mengantarkan dan menjemputku sekolah seperti ibu mereka “ ucap Riza dalam hati. Ketika pulang sekolah, ia menanyakan hal itu kepada ayahnya. Namun ayahnya hanya berucap “ ibumu pergi jauh “. Riza pun masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan ia meminta ayahnya untuk menceritakan tetapi ayahnya malah menyuruhnya untuk tidur. Saat kakaknya pulang, ia menanyakan kemana bertanya “ kak, sebenarnya ibu itu kemana si. Dari kecil aku tidak tahu wajah ibu itu gimana. “Hai, Mau Makan Apa Hari ini?“ ibu bekerja di luar negri, sudah ya jangan tanya lagi. “ jawab RezaHal itu membuat Reza melamun dan tak sadar air matanya pun turun. Lantas hal itu membuat Riza bertanya kembali.“ apa ibu tidak pernah pulang kak? Terus kenapa kakak menangis? ““ kakak Cuma rindu aja sama ibu “ ucap RezaSetelah itu, Riza menceritakan semua kejadian pada saat di sekolah. Kakaknya pun hanya bisa memberi semangat dan memotivasinya untuk tetap sekolah meskipun tidak diantarkan oleh sang ibu. Beberapa tahun kemudian, Riza menginjak usia remaja. Ia semakin penasaran dimana ibunya berada, mengapa hingga ia dewasa ibunya masih belum selalu mengungkapkan rasa rindu pada ibunya, ia juga selalu bertanya-tanya pada dirinya “ ibu dimana? Mengapa tidak pernah pulang, apa tak rindu dengan kami. Ibu aku sudah besar, lihatlah aku ibu, sudah menjadi gadis yang cantik. Aku juga sering mendapat juara, ini semua berkat doa ibu. Aku ingin mempersembahkannya untuk ibu, pulanglah ibu. Setega itukah ibu dengan kami? Mengirim surat kabar pun tidak pernah. “ ia selalu mengungkapkan kerinduan pada ibunya di buku diary yang berjudul “ ibu yang tak kunjung kembali “.Setiap hari ia menulisnya dan menceritakan segala kegiatannya. Hingga suatu hari, Reza bersih-bersih kamar adiknya. Ia pun menemukan diary tersebut. Hal itu membuat Reza menangis dan merasa bersalah pada adiknya. Setelah itu, ia menceritakan pada ayahnya dan mereka memutuskan untuk memberi tahu Riza, apa yang sebenarnya terjadi pada sore hari, mereka sedang kumpul di meja makan. Kemudian sang ayah memulai percakapan.“ Riza, ayah dan kakakmu sebelumnya minta maaf, karena telah menyembunyikan ini semua dari kamu. Ini bukan kemuan kami, tetapi ini kemauan ibumu. “ ucap ayahRiza pun bingung dan bertanya-tanya “ apa maksud perkataan ayah? Kenapa kakak dan ayah meminta maaf padaku? “Sang ayah pun menjelaskannya “ ibumu sudah meninggal ketika kamu berusia 3 bulan. Setelah melahirkanmu, ibumu mengalami sakit-sakitan. Beliau koma setelah melahirkanmu. “ mendengar cerita tersebut membuat air mata Riza mengalir deras. Rasa rindu pada ibunya selama ini ia pendam, namun nyatanya ia tak akan bisa bertemu ibunya kembali. Ia juga merasa bersalah pada ayah dan kakaknya, sebab karena ia ibunya meninggal. Akan tetapi ayah dan kakaknya pun menguatkannya dan menjelaskan padanya bahwa ini semua sudah takdir yang tak bisa dihindari oleh harinya, Riza dan keluarganya berziarah ke makam ibunya. Riza mengungkap rasa rindunya selama 16 tahun yang ia pendam, ia juga berjanji pada ibunya untuk tetap semangat dalam hal apapun. Ia juga berterimakasih pada ayah dan kakaknya yang telah merawatnya dengan tulus dan penuh kasih saat itu, Riza tumbuh dewasa. Ia juga menuliskan semua kejadian yang dialaminya dalam buku diarynya “ Ibu yang Tak Kunjung Kembali “. Ia berpesan kepada siapapun untuk tetap merawat dan menyayangi orang tua selagi mereka masih ada. Jangan pernah hiraukan perintah orang tua selagi itu positif untuk kehidupan kita. Karena sesungguhnya doa orang tua yang paling diridhoi oleh karya Ira Ami Maharani UMSIDA
Maafcakap, aku kesiankan Ibu aku sebab dapat Mak yang Toksik. Walaupun Ibu aku dipandang buruk oleh adik beradik (krn cerita buruk dari nenek) Ibu aku tetap melayani Nenek dengan baik. Bertanya khabar, menjaga kebajikannya. Sepanjang usia aku 25 tahun, aku tak pernah sekelumit pun rasa sayang pada nenek. Tapi aku tetap hormatkan nenek. Also rank for Artikel tentang kasih sayang, Artikel kasih sayang ibu kepada anaknya, contoh kasih sayang ibu kepada anaknya, kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang seorang ibu tanpa batas dan tanpa syarat, lagu kasih sayang ibu. Banyak sekali hal yang mungkin kamu tidak menyadari betapa besarnya pengorbanan seorang Ibu. Hal tersebut tampak seperti tertuang pada petikan lagu berikut ” Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia” Lagu ini sangat akrab di telinga kita pada era 90an. Kasih sayang ibu kepada anaknya akan tetap ada sepanjang masa hidupnya, melalui rahimnya kau menjadi ada, memastikan anaknya tumbuh dengan baik, mengorbankan segala hal dalam hidupnya hanya untuk kebahagiaan anaknya. Bukti Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa Kasih sayang ibu sungguh mulia perjuangan seorang ibu dalam merawat dan membesarkan anak-anaknya, melayani suaminya dan mengurus kebutuhan rumah tangganya. Berikut gambaran bukti kasih sayang ibu Rela Mengandung Selama 9 Bulan Pernahkah kamu membayangkan bagaimana rasanya seorang ibu mengandung selama 9 bulan, Ia tidak akan bisa tidur tengkurap, kenyamanannya saat tidur terganggu hanya untuk memastikan bahwa janinnya tidak tertekan, Belum lagi kondisi mual – mual yang sering ia rasakan pasca masa – masa kehamilan Rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan Salah satu gambaran kasih ibu terlihat dari bagaimana ia mempertaruhkan nyawanya ketika sedang melahirkanmu ke dunia. Pernahkan kamu membayangkan bagaimana rasa sakit yang diderita oleh seorang ibu pada detik – detik ia melahirkanmu. Rasa sakit itu adalah rasa sakit yang luar biasa. Rela terbangun di tengah malam Seorang ibu yang sedang mengandung atau pasca melahirkan akan sering terbangun di malam hari. Karena rasa was-was dan cemas dengan bayinya atau bayi akan menendang – nendang di dalam perutnya ketika itu. Dan meski ia merasa sangat ngantuk dan lelah ibu akan tetap menjagamu dan berharap anaknya tumbuh dengan baik. Rela mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga Sudah menjadi kewajiban bagi seorang ayah untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup, Namun, Kini banyak wanita yang juga menjadi tulang punggung keluarga, selain mengorbankan dirinya, Kasih sayang seorang ibu juga bisa dilihat dari caranya untuk mencari penghasilan tambahan untuk membatu perekonomian di dalam keluarga. Setia Menjadi Tempat Bersandar dan Pemberi Semangat Kasih sayang ibu terpancar di saat-saat kita sedih. Terkadang dalam hidup, kamu akan menghadapi kondisi terburuk, Entah dengan kekecewaan atau hal-hal yang membuat kamu merasa lemah dan tak berdaya, Di saat=saat ini kamu akan segera merindukan ibumu atau menginginkan dirimu berada dalam dekapannya, karena tiada yang lebih hangat dari dekapan kasihibu. Menjadi Perpustakaan Pertama Kita Seorang ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas begitu juga apabila seorang ibu baik, maka baik pula anak – anaknya. Kasihnya tertuang lewat pelajaran yang ia beri. Tugas mulia seorang ibu adalah dengan merawat anaknya, mengasihinya, dan menjaga anaknya, Tentu bahasa yang kamu kuasai pertama adalah bahasa ibumu, ia mengajarimu banyak hal. Dari mulai berbicara, berjalan hingga pada waktu sekolah ibu sering mengajarkanmu pelajaran yang ada. Kasih ibu tidak hanya sebatas jalan, kasih sayangnya tidak akan pernah berakhir hingga akhir hayat. Ibu adalah Sumber Doa dan Restu Tanpa Kita Minta Dalam diamnya, ibu akan selalu berdoa untuk anak – anaknya. Berdoa agar anaknya menjadi yang terbaik, ibu akan senantiasa berdoa untuk kebaikan dalam hidupmu. Berharap agar kamu selalu diberi kesehatan, berdoa agar kamu bisa sukses. Karena ibu akan selalu memikirkan seorang anaknya, mengkhawatirkannya walau mungkin dalam keterbatasan yang ia miliki. Maka kasih ibu yang mana lagi yang tidak membuatmu merasa bersyukur, karena memiliki seorang ibu yang begitu mencintaimu. Islam Sangat memuliakan kedudukan seorang ibu dalam hadist Keutamaan peran seorang ibu juga bisa dilihat dari bagaimana seorang ibu dimuliakan. Dari Abdullah bin Amr’ Radhiyallahu anhuma, Beliau berkata Seorang lak-laki bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam ” Bolehkah aku turut berjihad ?” maka Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bertanya ” Apakah engkau masih memilliki kedua orang tua ?” maka dia menjawab “Ya” maka Rasulullah mengatakan ” Maka kepada keduanyalah engkau berjihad “ HR. Bukhori-Muslim Selain perkara-perkara yang sudah disebutkan, ada perkara lain yang terkait dengan berbakti kepada kedua orang tua, yaitu Berbakti kepada Ibu lebih didahulukan dibanding berbakti kepada ayah Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Beliau berkata ” Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan bertanya ” Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak untuk aku perlakukan dengan baik ?” Beliau menjawab ” Ibumu “ Kemudian laki-laki itu bertanya lagi ” Kemudian siapa ? “ beliau menjawab ” Ibumu “. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi ” Kemudian siapa ? “ Beliau menjawab ” Ibumu “. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi ” Kemudian siapa ? “ Rasulullah menjawab ” Kemudian ayahmu.” HR. Bukhori 5971 dan Muslim 2547 Baca juga Melatih Kreatifitas
Kupandang diatas awan Ku lihat bintang melambai.. Ku hulur tangan menggapai.. Tetapi tiada sampai.. Ku tahu bintang menunggu.. namun apalah dayaku.
Kasih ibu sepanjang masa, pepatah bijak ini saya rasa memang benar adanya. Saya yakin, setiap ibu di manapun berada, akan selalu berusaha merawat dan membesarkan anak-anaknya dengan sepenuh cinta dan kasih sayang. Seberapa besar kira-kira ukuran kasih sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya? Tak terukur. Tak terhingga, dan sepanjang masa sebagaimana diungkap dalam kata pepatah tersebut. Maka, tak mengherankan bila posisi ibu dianggap lebih mulia dan lebih diprioritaskan daripada sosok ayah. Memang, keberadaan orangtua, baik ibu dan ayah, keduanya sama-sama harus dihormati dan dimuliakan oleh anak-anaknya. Bila kedudukan ibu dianggap lebih mulia, menurut saya hal itu sangatlah wajar. Mengingat perjuangan dan pengorbanan ibu begitu besar kepada anak-anaknya, mulai mengandung selama sembilan bulan hingga tiba saat melahirkan dengan menahan rasa sakit sekaligus nyawa menjadi taruhan tentunya. Ditambah lagi segala kerepotan yang harus ditanggung oleh seorang ibu ketika merawat anak-anaknya hingga bertahun-tahun lamanya. Sementara keberadaan ayah, biasanya hanya seputar mencari nafkah keluarga. Ia tak pernah merasakan betapa susah payahnya mengandung dan melahirkan anak. Atas dasar inilah, maka sangat wajar bila kemuliaan seorang ibu lebih tinggi dibanding seorang ayah. Oleh karenanya, sudah menjadi keniscayaan bagi setiap anak untuk mempergauli dan melayani ayah dan ibunya dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai menyakiti hati kedua orangtua lebih-lebih hati seorang ibu yang memiliki jasa yang teramat banyak kepada anak-anaknya. Saya yakin, setiap orang mengerti bahwa yang namanya berbakti kepada kedua orangtua merupakan hal yang tak bisa ditawar-tawar oleh setiap anak. Selama orangtua tak menyuruh kita melakukan hal tak tak terpuji, kita dianjurkan untuk menaatinya. Andai suatu hari orangtua meminta kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama, kita harus berusaha menolaknya dengan cara-cara halus yang sekiranya membuat hati orangtua bisa lega dan merasa tak terhina. Ada sebuah kisah menarik tentang betapa pengorbanan ibu begitu besar dan tak bisa kita membalasnya meskipun kita telah berusaha melakukan banyak kebaikan kepadanya. Al Jauzi, dalam buku Ibu, Engkaulah Harta Terindahku menguraikan kisah yang bisa dijadikan renungan bagi kita semua. Zur’ah bin Ibrahim menuturkan, suatu saat ada yang datang menemui Umar bin Khathab lalu berkata, “Saat ini Ibu saya sudah sepuh. Ia sudah tidak mampu lagi buang hajat sendiri. Jadi saya selalu menggendong dan membersihkannya. Lantas, apakah saya sudah membalas jasanya?” Umar menjawab dengan tegas, “Belum”. Kemudian orang tersebut bertanya lagi, seolah-olah ingin memprotes jawaban Umar, “Bukankah aku telah menggendong dan menahan rasa sungkanku terhadapnya?” Kira-kira seperti apa jawaban Umar yang merupakan salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad Saw? Umar lantas menjawab panjang lebar, “Ibumu pun pernah melakukan hal sama kepadamu. Bedanya, ia justru berharap bisa terus melakukannya. Namun, kamu malah berharap bisa segera mengakhirinya.” Bila kita merenungi kata-kata Umar bin Khathab tersebut, memang benar adanya. Mari kita bayangkan, seorang ibu, sejak masih mengandung, ingin kelak anaknya terlahir sehat dan sempurna. Begitu anak lahir, ia akan merawat dan menyayanginya dengan segala kerepotannya yang meskipun sangat melelahkan tapi seolah tak pernah dikeluhkan. Seorang ibu akan terus merawat, mendidik anaknya hingga besar, dan berharap anaknya kelak meraih kehidupan sukses dunia hingga akhirat. Namun sayangnya, ketika seorang anak telah tumbuh besar dan menjalani kehidupan yang terbilang sukes, ia seolah mengabaikan jasa-jasa ibunya. Ketika sang ibu sakit misalnya, ia tak sanggup melayani dan merawatnya dengan baik. Bahkan terkadang anak malah mengeluh, merasa capek melayani dan merawat ibunya yang sakit-sakitan. Dan berharap ibunya segera meninggal dunia. Nauzubillahi min dzaalik. Maka benar kiranya apa yang disampaikan oleh sahabat Umar kepada orang yang merasa telah merawat ibunya dengan segala kepayahan, “Ibumu pun pernah melakukan hal sama kepadamu. Bedanya, ia justru berharap bisa terus melakukannya. Tapi kamu malah berharap bisa segera mengakhirinya”. Ada lagi satu kisah yang layak kita renungi. Imam Bukhari dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad meriwayatkan bahwa suatu hari Abdullah ibn Umar melihat seseorang menggendong ibunya untuk thawaf di Ka’bah dan ke mana saja sang ibu menginginkan. Kemudian orang tersebut bertanya, “Wahai Abdullah ibn Umar, dengan perbuatanku ini, apakah aku sudah membalas jasa ibuku?” Umar menjawab, “Belum, setetes pun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orangtuamu MondeAriezta, Mizania 2014. Tentu masih begitu meruah kisah-kisah di masa silam tentang pengorbanan seorang ibu terhadap anak-anaknya yang begitu besar. Saking besarnya, seorang anak tak akan mungkin bisa membalasnya dengan jasa serupa. Kendati tak mampu membalas jasa-jasa orangtua, seorang anak harus berusaha melakukan hal terbaik untuk membalas kebaikan orangtuanya. Merawat serta melayani orangtua dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kala sakit, berusaha rutin menyisihkan uang dari gaji kita untuk dipersembahkan kepada orangtua, tak menyakiti hatinya, merupakan di antara cara-cara yang bisa dilakukan seorang anak untuk membalas jasa-jasa orangtua. *** *Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen.

Ibueinstein kemudian mendidiknya dengan pola kasih sayang hingga apa yang dìlakukan oleh ibu membuat albert einstein punya nama abadi hingga sekarang. Para ulama besar pun rata rata diasuh oleh ibu yang luar biasa, ibu mereka tidak jenius, tidak pula hebat,tetapi seorang ibu punya naluri mendidik YANG TAK BISA DIGANTIKAN DENGAN METODE APAPUN.

.
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/174
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/577
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/318
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/217
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/734
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/612
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/333
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/552
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/262
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/636
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/393
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/647
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/653
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/805
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/536
  • cerita kasih sayang ibu sepanjang masa