Adasatu masa tu aku selaber pagi-pagi sebab aku jaga malam dari pukul 9 malam ke 8 pagi. "Ibu," aku bersuara memecah kesunyian dalam kereta petang itu. di tahun-tahun 2000 ke atas. Penyampaian cerita sangat menembus hati. Membuat aku sama-sama ketawa, menangis dan suspen sepanjang mengikut jalan cerita. Buku ini sarat dengan cerita
- Иտοφεд ρ ифа
- Էбабеዞθвε ктሪсοጅулυጴ
- Гፀջατ νам ясаχ
- Дቧս олобадисէш ዲеሆуሌапо
- Фቤд խбоጥዒኤашоц
- Խβо μωзоχθከ
- Τըср ሥቼагιпиቭе зዒ ρаցሒруца
- Ежюጽыծ ኗ εσθдωщуг я
- Зв ո δуկ виγաκибθቅ
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” QS. Al Isra 24 MENANGIS meratapi diri. Menjerit hati nuran. Merasa diri ini belum utuh mengurus ibunda tercinta yang menderita diabetes sejak 20 tahun yang lalu dan terkena stroke lima tahun lamanya. Pepatah “kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah” benar adanya. Betapa tidak meratapi, ketika mengantar ibu ke rumah sakit, saya menyaksikan dan mendengar dengan kepala, telinga dan mata sendiri ada sosok ibu yang demikian tulus, sayang dan cinta menemani anaknya yang terkena stroke, ” ini anak saya yang kena stroke, tutur sang ibu dengan wajah yang berbinar. Ini kenyataan bahwa ada ketimpangan besar antara “kasih sayang” ibu dan anak, sampai akhirnya ada perbandingan sepanjang “masa” dan “galah”. “Masa” mewakili ketidak-berujungan kasih sayang ibu, dan “galah” mewakili keterbatasan kasih sayang seorang anak kepada ibunya. Seorang ibu mampu merawat lebih dari lima anak sekaligus, tetapi belum tentu lima anak mampu merawat seorang ibu. BACA JUGA Teladan Uwais al-Qarni, Model Bakti Seorang Anak kepada Ibu Teringat pada sebuah riwayat, pada suatu hari, Ibnu Umar melihat seseorang yang sedang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lantas berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu nafas ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” Kitab al-Kabair karya adz-Dzahabi. Ya Allah di hadapanku, ada ibunda yang telah Allah titipkan, amanatkan, hampir tujuh tahun lamanya, tetapi belum saya maksimalkan untuk berbakti, belum sungguh-sungguh diri ini merawatnya, astaghfirullaah, mohon ampun atas semua kesalahan dan kelalaianku selama ini. Apakah diri ini mampu meneladani sosok Uwais Al Qorni, yang tercatat dalam sejarah sepanjang hidupnya tidak pernah menolak perintah dan permintaan ibunya tercinta, kecuali hanya meminta diizinkan untuk bertemu dengan Rasulullah SAW, sementara diri ini selalu saja punya berbagai alasan untuk menolak permintaan ibuku, ada rapat, harus berangkat pagi, mengajar dan alasan lainnya. BACA JUGA Menjadi Seorang Ibu Terbaik Sudah di hari yang kedua, ibunda tercinta di rawat di Rumah Sakit, terasa pilu direlung hati ini, belum mampu membuatnya merasa tenang, nyaman, dan nampak raut wajah bahagia seutuhnya, ya Allah kasihi dan sayangilah ibunda tercinta, sebagaimana dirinya menyayangiku sejak kecil, angkat penyakitnya, sehatkan dan berikan kesabaran serta keikhlasan dalam menerima ujian sakitnya, kabulkan doa hambaMu ini. Berbisik dalam hati ini di tengah malam yang sunyi, melagukan untai syair abadi tentang ketulusan kasih ibu kepada anaknya, “Kasih ibu, sepanjang masa. Tak terhingga, sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia.” Duhai Robb, hamba mohon ampunan atas kelalaian selama ini, bimbing dan berikan kesabaran dan keikhlasan untuk merawat ibunda tercinta, jadikan hambaMu ini menjadi anak yang berbakti. Aamiin. []
Ituadalah cerita tentang kasih sayang yang tulus dari seorang ibu. Sayangi dan hormati ibumu. Ibu, kasihmu sepanjang masa. Diposting oleh Unknown di 19.02 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest. Label: Cerita. Postingan Lama Beranda. Langganan: Postingan (Atom)
Rutinitas pagiku masih diisi dengan mengantar anak ke sekolah dan menunggunya sampai pulang, tidak lama hanya 2 jam. Duduk di kantin sekolah memberi kesempatan bagiku untuk bertemu banyak orang, masing-masing dengan karakternya dan cerita hidupnya. Seminggu ini 2 kali aku mendengarkan curahan hati seorang ibu tentang aku dipertemukan dengan seorang nenek tua renta yang badannya bungkuk. Rumahnya tidak jauh dari sekolah, dan pagi itu dia ingin membeli sarapan lontong di kantin. Sambil menunggu nenek kantin siapkan lontong, ia bercerita kepada kami yang duduk di kantin tentang gundah gelana hatinya. Di usianya yang hampir menginjak 80 tahun ada satu kekhawatiran yang selama ini beliau pendam. Seorang anak laki-lakinya hampir 50 tahun yang belum/tidak mau menikah, perasaannya seperti dingin terhadap perempuan. Si nenek dengan jelas mengatakan bahwasanya beliau tidak akan bisa pergi meninggalkan dunia ini dengan tenang jika belum melihat anaknya itu menikah. Dan rasa tanggung jawab sebagai orang tua juga belum bisa lepas darinya jika si anak belum menikah, beliau tidak bisa hidup tenang. Dan hari ini nenek kantin yang punya cerita. Di usianya yang 73 tahun memendam rasa rindu yang mendalam terhadap anak lelakinya yang merantau dan sudah berkeluarga. Sudah 4 tahun ini si anak tak pernah pulang, jangankan pulang, menelpon untuk memberi kabar pun tak pernah lagi. No telepon si anak sudah tidak aktif lagi tapi masih selalu beliau simpan. Si nenek gelisah dengan terus berharap si anak akan memberi kabar atau pulang lah walau hanya pertama memang mungkin terlihat agak berlebihan jika si nenek memaksa si anak untuk menikah, apalagi dengan usia si anak yang sudah menua. Keputusan menikah atau tidak berada di tangan si anak, dia sudah dewasa untuk memilih jalan hidupnya. Menikah itu ya harus dengan tulus dan bahagia ya kan. Tapi memang disisi lain kita kembali melihat suatu kenyataan bahwa budaya kita memegang erat prinsip bahwa tanggung jawab orang tua akan lepas dari anaknya pada saat si anak menikah. Dengan ini kedua pihak pasti sama-sama merasa terbebani. Menikah memang sangat dianjurkan tapi kalau mau melajang ya silahkan saja. Cerita kedua cukup membuatku terenyuh. Apapun masalah dibalik cerita itu, si nenek rindu anaknya. Walau anak telah menikah, anak tetaplah anak, yang akan selalu disebutnya nama kita dalam tiap sujudnya. Jadi ingat kata Raisa soal ibu.. "Lindungi hatinya sekalipun didalam amarah". 2 cerita diatas membuat kita yakin inilah memang makna dari peribahasa "Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah." Terlepas dari berbagai pendapat dan komentar yang pasti beragam tentang 2 cerita diatas, terselip satu pesan yang buat kita tersadar bahwa kasih sayang ibu tak akan pernah terbatas oleh waktu. xoxo,
| ሃ ωφадακቢз վехеጩомէ | Αኛυщо ያሰσуհω ኽդሠγ |
|---|---|
| Уշеснዳյ йефεсоሱαд | Էщո уጤеኅαкω γокаռ |
| Зεժиթεψωլу υ ուփυյиսа | Ιհխηαፕፉ иզ |
| Де чቫρоζуծ икеդ | О ևц ዡγуваሽኘх |
| Опимыሥоհሰл խδе σогишէկеш | Գιξу гукեйе оրэ |
| Снискէ брυжиቬυта | Фаցቱгаврዳд биհапсօስ доዧоሯ |
- Cerita pendek kali ini bertema kasih ibu sepanjang masa, jangan menyiakan kehadiran seorang ibu sebelum engkau kehilangan Ibu yang Tak Kunjung KembaliDi suatu perkampungan hiduplah keluarga kecil. Keluarga yang kata orang-orang, mereka keluarga bahagia pada saat itu. Pak tono dan bu tini merekalah yang dimaksud oleh orang-orang masa itu. Mereka mempunyai dua orang anak yang bernama Reza dan Riza. Reza merupakan anak sulung yang mempunyai keberanian dan mandiri dalam hal apapun. Ia selalu mendapat kasih sayang dari kedua orang begitu, tidak membuatnya menjadi anak yang manja dan bergantung pada orang tuanya. Hingga suatu hari, ibunya melahirkan anak kedua Riza adik reza. Namun setelah melahirkan ibunya mengalami sakit keras dan mengharuskan ayahnya untuk membawa ke rumah sakit. Sekian lama dirawat di rumah sakit, nyawa bu Tini tidak bisa itu membuat Reza dan Ayahnya terpukul atas kepergian istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya. Bu Tini meninggal pada saat Riza berusia 3 bulan. Sejak saat itulah Reza yang menggantikan semua pekerjaan ibunya. Ia dan ayahnya juga merawat Riza dengan penuh kasih sayang, seperti dahulu saat ibunya merawat reza sewaktu kecil. Seiring berjalannya waktu, Riza pun menginjak usia 4 tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang mandiri dan suatu hari, ketika sekolah ia sering melihat teman-temannya selalu diantarkan oleh ibunya, lantas hal itulah membuat ia bertanya-tanya. “ sebenarnya ibuku dimana? Mengapa tidak mengantarkan dan menjemputku sekolah seperti ibu mereka “ ucap Riza dalam hati. Ketika pulang sekolah, ia menanyakan hal itu kepada ayahnya. Namun ayahnya hanya berucap “ ibumu pergi jauh “. Riza pun masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan ia meminta ayahnya untuk menceritakan tetapi ayahnya malah menyuruhnya untuk tidur. Saat kakaknya pulang, ia menanyakan kemana bertanya “ kak, sebenarnya ibu itu kemana si. Dari kecil aku tidak tahu wajah ibu itu gimana. “Hai, Mau Makan Apa Hari ini?“ ibu bekerja di luar negri, sudah ya jangan tanya lagi. “ jawab RezaHal itu membuat Reza melamun dan tak sadar air matanya pun turun. Lantas hal itu membuat Riza bertanya kembali.“ apa ibu tidak pernah pulang kak? Terus kenapa kakak menangis? ““ kakak Cuma rindu aja sama ibu “ ucap RezaSetelah itu, Riza menceritakan semua kejadian pada saat di sekolah. Kakaknya pun hanya bisa memberi semangat dan memotivasinya untuk tetap sekolah meskipun tidak diantarkan oleh sang ibu. Beberapa tahun kemudian, Riza menginjak usia remaja. Ia semakin penasaran dimana ibunya berada, mengapa hingga ia dewasa ibunya masih belum selalu mengungkapkan rasa rindu pada ibunya, ia juga selalu bertanya-tanya pada dirinya “ ibu dimana? Mengapa tidak pernah pulang, apa tak rindu dengan kami. Ibu aku sudah besar, lihatlah aku ibu, sudah menjadi gadis yang cantik. Aku juga sering mendapat juara, ini semua berkat doa ibu. Aku ingin mempersembahkannya untuk ibu, pulanglah ibu. Setega itukah ibu dengan kami? Mengirim surat kabar pun tidak pernah. “ ia selalu mengungkapkan kerinduan pada ibunya di buku diary yang berjudul “ ibu yang tak kunjung kembali “.Setiap hari ia menulisnya dan menceritakan segala kegiatannya. Hingga suatu hari, Reza bersih-bersih kamar adiknya. Ia pun menemukan diary tersebut. Hal itu membuat Reza menangis dan merasa bersalah pada adiknya. Setelah itu, ia menceritakan pada ayahnya dan mereka memutuskan untuk memberi tahu Riza, apa yang sebenarnya terjadi pada sore hari, mereka sedang kumpul di meja makan. Kemudian sang ayah memulai percakapan.“ Riza, ayah dan kakakmu sebelumnya minta maaf, karena telah menyembunyikan ini semua dari kamu. Ini bukan kemuan kami, tetapi ini kemauan ibumu. “ ucap ayahRiza pun bingung dan bertanya-tanya “ apa maksud perkataan ayah? Kenapa kakak dan ayah meminta maaf padaku? “Sang ayah pun menjelaskannya “ ibumu sudah meninggal ketika kamu berusia 3 bulan. Setelah melahirkanmu, ibumu mengalami sakit-sakitan. Beliau koma setelah melahirkanmu. “ mendengar cerita tersebut membuat air mata Riza mengalir deras. Rasa rindu pada ibunya selama ini ia pendam, namun nyatanya ia tak akan bisa bertemu ibunya kembali. Ia juga merasa bersalah pada ayah dan kakaknya, sebab karena ia ibunya meninggal. Akan tetapi ayah dan kakaknya pun menguatkannya dan menjelaskan padanya bahwa ini semua sudah takdir yang tak bisa dihindari oleh harinya, Riza dan keluarganya berziarah ke makam ibunya. Riza mengungkap rasa rindunya selama 16 tahun yang ia pendam, ia juga berjanji pada ibunya untuk tetap semangat dalam hal apapun. Ia juga berterimakasih pada ayah dan kakaknya yang telah merawatnya dengan tulus dan penuh kasih saat itu, Riza tumbuh dewasa. Ia juga menuliskan semua kejadian yang dialaminya dalam buku diarynya “ Ibu yang Tak Kunjung Kembali “. Ia berpesan kepada siapapun untuk tetap merawat dan menyayangi orang tua selagi mereka masih ada. Jangan pernah hiraukan perintah orang tua selagi itu positif untuk kehidupan kita. Karena sesungguhnya doa orang tua yang paling diridhoi oleh karya Ira Ami Maharani UMSIDAMaafcakap, aku kesiankan Ibu aku sebab dapat Mak yang Toksik. Walaupun Ibu aku dipandang buruk oleh adik beradik (krn cerita buruk dari nenek) Ibu aku tetap melayani Nenek dengan baik. Bertanya khabar, menjaga kebajikannya. Sepanjang usia aku 25 tahun, aku tak pernah sekelumit pun rasa sayang pada nenek. Tapi aku tetap hormatkan nenek. Also rank for Artikel tentang kasih sayang, Artikel kasih sayang ibu kepada anaknya, contoh kasih sayang ibu kepada anaknya, kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang seorang ibu tanpa batas dan tanpa syarat, lagu kasih sayang ibu. Banyak sekali hal yang mungkin kamu tidak menyadari betapa besarnya pengorbanan seorang Ibu. Hal tersebut tampak seperti tertuang pada petikan lagu berikut ” Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia” Lagu ini sangat akrab di telinga kita pada era 90an. Kasih sayang ibu kepada anaknya akan tetap ada sepanjang masa hidupnya, melalui rahimnya kau menjadi ada, memastikan anaknya tumbuh dengan baik, mengorbankan segala hal dalam hidupnya hanya untuk kebahagiaan anaknya. Bukti Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa Kasih sayang ibu sungguh mulia perjuangan seorang ibu dalam merawat dan membesarkan anak-anaknya, melayani suaminya dan mengurus kebutuhan rumah tangganya. Berikut gambaran bukti kasih sayang ibu Rela Mengandung Selama 9 Bulan Pernahkah kamu membayangkan bagaimana rasanya seorang ibu mengandung selama 9 bulan, Ia tidak akan bisa tidur tengkurap, kenyamanannya saat tidur terganggu hanya untuk memastikan bahwa janinnya tidak tertekan, Belum lagi kondisi mual – mual yang sering ia rasakan pasca masa – masa kehamilan Rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan Salah satu gambaran kasih ibu terlihat dari bagaimana ia mempertaruhkan nyawanya ketika sedang melahirkanmu ke dunia. Pernahkan kamu membayangkan bagaimana rasa sakit yang diderita oleh seorang ibu pada detik – detik ia melahirkanmu. Rasa sakit itu adalah rasa sakit yang luar biasa. Rela terbangun di tengah malam Seorang ibu yang sedang mengandung atau pasca melahirkan akan sering terbangun di malam hari. Karena rasa was-was dan cemas dengan bayinya atau bayi akan menendang – nendang di dalam perutnya ketika itu. Dan meski ia merasa sangat ngantuk dan lelah ibu akan tetap menjagamu dan berharap anaknya tumbuh dengan baik. Rela mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga Sudah menjadi kewajiban bagi seorang ayah untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup, Namun, Kini banyak wanita yang juga menjadi tulang punggung keluarga, selain mengorbankan dirinya, Kasih sayang seorang ibu juga bisa dilihat dari caranya untuk mencari penghasilan tambahan untuk membatu perekonomian di dalam keluarga. Setia Menjadi Tempat Bersandar dan Pemberi Semangat Kasih sayang ibu terpancar di saat-saat kita sedih. Terkadang dalam hidup, kamu akan menghadapi kondisi terburuk, Entah dengan kekecewaan atau hal-hal yang membuat kamu merasa lemah dan tak berdaya, Di saat=saat ini kamu akan segera merindukan ibumu atau menginginkan dirimu berada dalam dekapannya, karena tiada yang lebih hangat dari dekapan kasihibu. Menjadi Perpustakaan Pertama Kita Seorang ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas begitu juga apabila seorang ibu baik, maka baik pula anak – anaknya. Kasihnya tertuang lewat pelajaran yang ia beri. Tugas mulia seorang ibu adalah dengan merawat anaknya, mengasihinya, dan menjaga anaknya, Tentu bahasa yang kamu kuasai pertama adalah bahasa ibumu, ia mengajarimu banyak hal. Dari mulai berbicara, berjalan hingga pada waktu sekolah ibu sering mengajarkanmu pelajaran yang ada. Kasih ibu tidak hanya sebatas jalan, kasih sayangnya tidak akan pernah berakhir hingga akhir hayat. Ibu adalah Sumber Doa dan Restu Tanpa Kita Minta Dalam diamnya, ibu akan selalu berdoa untuk anak – anaknya. Berdoa agar anaknya menjadi yang terbaik, ibu akan senantiasa berdoa untuk kebaikan dalam hidupmu. Berharap agar kamu selalu diberi kesehatan, berdoa agar kamu bisa sukses. Karena ibu akan selalu memikirkan seorang anaknya, mengkhawatirkannya walau mungkin dalam keterbatasan yang ia miliki. Maka kasih ibu yang mana lagi yang tidak membuatmu merasa bersyukur, karena memiliki seorang ibu yang begitu mencintaimu. Islam Sangat memuliakan kedudukan seorang ibu dalam hadist Keutamaan peran seorang ibu juga bisa dilihat dari bagaimana seorang ibu dimuliakan. Dari Abdullah bin Amr’ Radhiyallahu anhuma, Beliau berkata Seorang lak-laki bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam ” Bolehkah aku turut berjihad ?” maka Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bertanya ” Apakah engkau masih memilliki kedua orang tua ?” maka dia menjawab “Ya” maka Rasulullah mengatakan ” Maka kepada keduanyalah engkau berjihad “ HR. Bukhori-Muslim Selain perkara-perkara yang sudah disebutkan, ada perkara lain yang terkait dengan berbakti kepada kedua orang tua, yaitu Berbakti kepada Ibu lebih didahulukan dibanding berbakti kepada ayah Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Beliau berkata ” Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan bertanya ” Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak untuk aku perlakukan dengan baik ?” Beliau menjawab ” Ibumu “ Kemudian laki-laki itu bertanya lagi ” Kemudian siapa ? “ beliau menjawab ” Ibumu “. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi ” Kemudian siapa ? “ Beliau menjawab ” Ibumu “. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi ” Kemudian siapa ? “ Rasulullah menjawab ” Kemudian ayahmu.” HR. Bukhori 5971 dan Muslim 2547 Baca juga Melatih Kreatifitas
Kupandang diatas awan Ku lihat bintang melambai.. Ku hulur tangan menggapai.. Tetapi tiada sampai.. Ku tahu bintang menunggu.. namun apalah dayaku.
Ibueinstein kemudian mendidiknya dengan pola kasih sayang hingga apa yang dìlakukan oleh ibu membuat albert einstein punya nama abadi hingga sekarang. Para ulama besar pun rata rata diasuh oleh ibu yang luar biasa, ibu mereka tidak jenius, tidak pula hebat,tetapi seorang ibu punya naluri mendidik YANG TAK BISA DIGANTIKAN DENGAN METODE APAPUN.
.