Selamatmalam agan/aganwati , mimin , momod , dll. ane pengen share nih , Insyallah ga repost :repost2 Sebelum baca , Bantu :iloveindonesiasTRIK MEMBANGKITKAN MOOD DI HARI BURUK:iloveindonesias Kaskuser pasti pernah mengalami yang namanya hari yang buruk. Sebenarnya,kalau kita mengatakan hari yang buruk,bukanlah harinya yang salah

Sebenarnya di pembahasan artikel kemarin tentang Trik Agar Baju Tidak Hilang di Pesantren sudah kami lampirkan pada poin keempat yaitu memberi tanda agar baju tidak tertukar dengan teman. Karena menandai baju ini sangat efektif terutama baju seragam yang pastinya warna dan bentuknya yang sama persis karena beli nya pun di tempat yang sama. Maka dari itu perlu kita menandai baju atau barang kita yang lainnya supaya tidak tertukar dengan orang lain atau teman sekamar. Cara ini sering kami terapkan di Pondok, karena kejadian tertukar nya baju apalagi seragam dengan alasan sengaja ataupun tidak, seringkali terjadi. So, apa aja itu cara menandai baju agar tidak tertukar? Langsung aja kita check poin-poinnya dibawah ini Cara menandai baju agar tidak tertukar 1. Menandai di bagian luar kerah Cara menandai baju agar tidak tertukar yang pertama adalah menandainya dibagian luar kerah. Cara pertama ini cukup efektif untuk dicoba supaya baju tidak tertukar atau dipakai orang lain. Karena jika ada yang menggunakannya tanpa izin, akan sangat mudah ditemukan. Untuk menandai baju nya tergantung dengan warna baju yang akan ditandai. Jika warna baju gelap maka menandainya dengan Tipe-X sedangkan jika warna baju atau kemeja putih atau terang, sobat bisa menandainya dengan spidol. Tenang saja, Tipe-X atau spidol ini tidak membuat luntur saat di cuci. Juga jangan menandainya terlalu besar, cukup awalan huruf dari nama kita saja kecil di daerah kerah belakang, atau titik saja. Yang penting jika ada yang menggunakannya kita lebih mudah mengenali baju kita tersebut. 2. Menandai di daerah lengan baju Selain menandai baju dengan spidol atau Tipe-X di daerah kerah baju, kita juga bisa menandainya di daerah lengan, apalagi jika baju tersebut berlengan pendek. Tandai di daerah yang mudah dilihat. 3. Menandai dibawah baju Poin ketiga cara menandai baju agar tidak tertukar jika tidak ingin terlihat, bisa juga menandai nya di daerah bawah baju. Karena setiap baju pasti ada lipatan kecil dibawahnya, kamu bisa menandainya pada daerah tersebut. Atau jika benar-benar hanya ingin menandainya saja supaya tidak terlihat bisa menandainya di daerah dalam baju / dibaliknya. 4. Bikin baju sendiri Cara menandai baju agar tidak tertukar keempat ala wakilsantri adalah dengan membuat baju itu sendiri secara custom namun dengan desain yang sama. Jika seragam mungkin bisa menggunakan bahan yang berbeda. Ketika di Pondok dulu cara ini pernah saya gunakan dan lumayan membuat perbedaan yang kontras dengan seragam teman saya yang lain. Namun perbedaannya mungkin dari segi harga yang lebih mahal. 5. Beli ditempat dan merk yang berbeda Bukannya saya melarang untuk membeli barang dari koprasi Pondok. Karena jika kita membeli di satu tempat pasti akan sama dengan teman yang lain. Terkecuali barang-barang tertentu yang disediakan tempat untuk menamai barang tersebut, seperti tersedia nama, kelas, nama kamar dll. Biasanya buku dan tas. 6. Merajut nama pada baju / celana Terkadang jika kita sudah menandai baju kita tersebut, ada saja orang yang iseng atau jail. O ya jangan lupa juga memberi tanda pada bet atau logo baju, karena pernah ada juga kasus pencurian bet/logo seragam di jemuran. Karena malas membeli logo/bet di koprasi/kedai, pelaku menyayat bet seragam di jemuran dengan silet atau cutter. Maka tindakan menandai logo dengan spidol atau Tipe-X pun perlu dilakukan. Kembali pada poin terakhir cara menandai baju agar tidak tertukar adalah dengan merajut nama pada bagian bawah baju atau daerah pinggang celana. Karena kasus pencurian seragam ini juga pernah dilakukan meski kita sudah menandai baju atau pakaian kita. Dengan WATADOS nya Wajah Tanpa Dosa pencuri tersebut mencoret tanda yang sudah kita buat sebelumnya pada baju dan celana kita. Maka cara terakhir adalah dengan merajut nama kita, kalo celana berarti di bagian pinggang, karena tidak akan terlalu terlihat jelas. Jika baju dan seragam bisa dibawahnya, karena nantikan akan dimasukkan kedalam celana. Simpulan Nah, sobat rekan wakilsantri itulah beberapa ikhtiar kita supaya baju tidak tertukar. Sebenarnya masih banyak ide kreatif lainnya cara menandai baju agar tidak tertukar. Silahkan sobat rekan tambahkan lagi ide kreatif sobat rekan di kolom komentar dibawah ini. Jangan lupa juga jika artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan via media sosial sobat rekan sekalian, supaya lebih banyak yang mengetahui informasi cara menandai baju agar tidak tertukar ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangannya. Jangan sungkan untuk memberikan kritik dan saran pada kami selaku tim Supaya blog atau situs ini semakin lebih baik lagi kedepannya. Akhirul kalam Wassalamu'alaikum.. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!

Kehangatanitu tak pernah hilang dariku. Wanita yang kupanggil bibi ternyata sangat menyayangiku layaknya anaknya sendiri. Sejak kepergian ibu lima tahun lalu, aku dirawat oleh bibi. Ayah entah kemana perginya. Kata bibi mungkin ayah bosan merawat ibuku yang buta. Sejak saat itu, aku benci jika mendengar nama ayah. “Defa, bibi mau menjemput Sandal kalian hilang? Nih, saya kasih tahu cara santri menjaga sandalnya agar tak hilangSandal outdoor saya akhirnya putus saat menanti bus di daerah Braan, Kertosono. Saya malu nggak ketulungan, bukan dengan orang sekitar, melainkan istri saya. Lha bagaimana tidak, sandalnya begitu awet sejak awal kami menikah tahun 2013 hingga saat ini. Padahal harganya hanya 35 ribu saat itu, saya, dengan sandal outdoor ratusan ribu hanya berumur dua tahun. Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli sandal jepit Sw*allow, sandal legendaris umat tidak tahu mengapa sandal ini begitu favorit padahal sandal ini gampang sekali menghilang dari pandangan meski hanya ditinggal mengedipkan mata. Mungkin karena murah dan enak dipakai, jadi kerap dibeli. Tapi, ya itu, gampang santri hingga pengurus memutar otak untuk menghentikan tradisi ghosob meminjam tanpa izin ini. Kalau saya ingat-ingat betul ada lima strategi yang dilakukan umat santri dalam hal ini. Strategi ini sebenarnya bisa dipakai luar kalangan santri juga.1 Menandai sandalAgar tak tertukar atau gampang dicari, biasanya para santri menandai sandal mereka. Cuilan di pojokan, atau garis lintang membelah tengah sandal adalah tanda yang paling umum dan sederhana. Penanda ini akhirnya berevolusi menjadi tulisan seperti “abah”, “sandal kiai”, atau yang sempat viral “yumna” kanan dan “yusra”kiri yang kemudian dianggap sebagai penistaan agama. Ehm. Sini mondok dulu, sederhana itu kemudian berkembang lagi menjadi ukiran foto sepasang kekasih kemudian difigura dan dijadikan hadiah pengantin. Dulu kok nggak ada yang memberi saya gituan, sandal yang diberi tanda itu Sw*llow. Alasannya? Karena lapisannya mudah dikupas, dan tentunya murah. Nggak mungkin juga kalian mau kupas dan corat-coret sandal branded mahal.2 Ditaruh di depan kamar ustazKamar ustaz atau pengurus dinilai tempat paling aman bagi para pemilik sandal. Santri muda yang belum menjadi pengurus pasti tidak berani mengambil, eh, ghosob sandal yang ada di depan kamar nggak berani? Pertama, mereka takut karena bakal ketahuan. Kedua karena takut kualat. Ancaman tidak berkah ini sering muncul saat pengajian kitab Ta’lim Muta’allim. Ancamannya pun macam-macam ilmu yang nggak berkah, hingga ditempatkan di masyarakat yang tidak dari itu, dulu sempat saya saya temukan teman-teman saya sengaja menaruh sandalnya di tempat ustaz. Masalahnya, yang naruh sandal di sana jadi banyak. Satu dua santri tidak masalah, yang jadi masalah 50 persen santri menaruh sandalnya di sana. Akhirnya Pak Ustaz menempel pengumuman“Selain sandal ustaz dilarang masuk.”3 DisembunyikanAda trik lain yang simpel, tapi cerdik, yaitu sembunyikan salah satu sandal. Jadi, yang ditaruh yang kiri doang. Trik cerdik ini mulai saya temukan di adik kelas saya. Kala itu saya menemukan keanehan, banyak sebuah sandal tanpa pasangannya berada di semak-semak, di bawah pohon, di tepi taman, dan lain saya tanya mereka, jawabnya sederhana, “Biar nggak di-ghosob, Kak.” Iya juga, sih. Siapa juga yang mau memakai sandal kanan saja, atau kiri ketika saya sampai ke asrama, semua sandal hanya satu sisi saja. Hmmmm.4 Menyeragamkan warna sandalIni ijtihad dari pengurus. Karena saking pusingnya, diputuskan bahwa warna sandal satu kelas harus warna yang sama. Kalau keberatan dicat. Jadi kalau tertukar, ya tetep aja pake sandal yang sama. Kan warnanya sama. Paling yang berbeda ya ini cenderung efektif, terlebih kalau yang sandalnya seragam itu sandal senior. Langsung dipuja dan dikeramatkan. Hahaha.5 Memakai tas sandalIni juga salah satu usaha pengurus. Di awal pendaftaran, ada sebagian pesantren yang sudah mewajibkan calon santrinya membeli tas sandal. Tas ini cenderung kecil, tapi cukup untuk dimasuki sandal. Nah, di tas itu, nanti diberi nama, asrama, dan kelas. Jadi, jelas ini sandal punya kalau tasnya dimaling. Ealah.6 Memakai sandal refleksiSaya rasa, ini teknik paling efektif. Coba deh pikir, siapa, sih, yang mau menyiksa telapak kakinya dengan sandal refleksi yang menyiksa itu?7 DigembokIni trik terakhir, sandalnya digembok. Wis, kebangeten kalau dicolong. Kalau ini sudah tidak mempan lagi, ya sudah pakai sandal kulit buatan Yang Maha Kuasa saja, alias pengamanan ini hanya tidak ramah waktu. Butuh waktu lebih agar santri meraih kunci dan membukanya. Sementara itu lonceng kegiatan lain sudah menanti. Lempar! Lempar!Demikian tujuh cara santri mengamankan sandalnya. Kalau saya dulu, cara paling aman adalah menyisihkan uang saku untuk beli sandal baru. Pembaca percaya? Saya, sih, Ahmad Natsir Editor Rizky PrasetyaBACA JUGA 5 Sandal Swallow Hasil Kolaborasi yang Keren biar Nggak Lagi TertukarTerminal Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di diperbarui pada 7 Juni 2022 oleh Rizky Prasetya
Pilihlahbaju yang memang cocok dipakai oleh badanmu sehingga kamu bisa tampil lebih PD saat lebaran nanti. 3. Jangan Termakan Rayuan Penjual Di setiap toko yang kita datengin pasti ada penjualnya yang selalu merayu dengan perkataan yang cocok/pas untuk kita apapun barangnya yang kita tunjuk agar barangnya cepat laku.
Keluhan anak di pesantren akan seringnya baju tertukar sebenarnya hanya masalah kecil dan sederhana. Namun karena sifat manja sang anak saat awal mondok, hal ini menjadi sebuah masalah yang besar. Kita sebagai orang tua pun ada baiknya mensiasati bagaimana mambantu anak supaya baju atau pakaian nya tidak tertukar dengan temannya. Meski bajunya sama seperti seragam mungkin rasanya akan berbeda saat dikenakan. Syukur-syukur bila baju yang tertukar masih bagus atau baru dicuci, bagaimana jika yang tertukar baju yang kotor, lusuh atau sudah usang? Pasti menjengkelkan bukan? Seperti pengalaman-pengalaman saya dulu saat mondok. Ada beberapa cara yang saya lakukan supaya baju tidak tertukar, semoga saja cara ini dapat sedikit membantu para santri agar bajunya tidak tertukar. Langsung simak saja uraian dibawah ini sampai habis agar baju anak tidak tertukar di Pesantren. Agar Baju Anak Tidak Tertukar di Pesantren 1. Masukan baju kedalam lemari Sudah pernah saya mengingatkan pada artikel yang sudah saya buatkan sebelumnya yaitu trik agar baju tidak hilang di pesantren. Didalamnya sudah saya singgung agar seorang santri tidak lagi jorok, menyimpan baju yang telah dipakai disimpan disembarang tempat, terutama seragam. Disimpan atau digantungkan diatas, di samping lemari sebenarnya tidak direkomendasikan terutama baju seragam. Karena mungkin teman sebelah lemari kadang mengira baju tersebut miliknya. 2. Punya seragam cadangan Cara selanjutnya agar baju anak tidak tertukar di Pesantren yaitu dengan memiliki baju koko, kemeja atau seragam cadangan. Tidak ada salahnya terutama untuk seragam memiliki dua atau lebih. Karena pakaian ini sangat penting dan sering dipakai. Jadi saat hilang dadakan pun sang anak tidak terlalu panik saat baju hilang atau tertukar. Ia akan memakai baju cadangan sementara. 3. Menandai baju agar tidak tertukar Untuk poin yang ketiga ini silahkan baca artikel saya sebelumnya yang sudah dibuat yaitu cara menandai baju agar tidak hilang. Di artikel tersebut saya sudah menjelaskan panjang lebar bagaimana baju atau pakaian tidak hilang atau tertukar. Tidak hanya saat di pesantren saja, namun saat baju akan di cuci ke laundry. 4. Sedikit berbeda tak mengapa Poin yang keempat agar baju anak tidak tertukar di Pesantren yaitu meski saja pakaianmu telah tertukar lalu setelah mengumumkan di kamar masih tidak ada yang mengakuinya, cara ini bisa dilakukan saja. Meskipun tertukar namun jenis pakaian masih sama, tak jadi masalah yang penting kebermanfaatan nya masih sama. Mungkin suatu saat akan ada yang mencarinya. 5. Desain baju yang sedikit berbeda Mendesain baju khususnya seragam meski sedikit berbeda pun tidak masalah, hal ini dapat mengurangi sedikit resiko akan tertukarnya baju di asrama. Selagi desain baju tidak menyalahi aturan yang ada di pondok, seperti celana pensil, warna baju berbeda dan lain-lain. 6. Beli baju custom Membeli baju custom sama seperti poin yang kelima diatas. Namun poin ini lebih ke baju bebas. Maksudnya jika baju yang disediakan di koperasi pelajar mungkin ada banyak santri yang membeli baju yang sama dan hal ini meningkatkan tertukarnya baju. Jika memungkinkan, silahkan beli baju ditempat yang lain yang tidak ada yang sama jenis bajunya. Namun tetap dengan tidak menyalahi aturan yang berlaku di pondok. Seperti baju yang ramai dengan gambar, kaos partai dan lain-lain. Penutup Nah sobat wakilsantri, mungkin diatas tadi beberapa cara agar baju anak tidak tertukar di Pesantren. Sebenarnya masih banyak cara-cara kreatif dengan mengakali agar pakaian tidak tertukar. Intinya, tertukar nya baju di pesantren bukanlah sebuah masalah yang besar. Kita sebagai santri bagusnya lebih meningkatkan kembali akan kesadaran akan barang-barang pribadi. Silahkan share artikel ini supaya teman asrama mu di pondok juga tau. Jangan lupa tinggalkan komentar dibawah jika ada pertanyaan atau hal yang kurang jelas. Agar baju anak tidak tertukar di Pesantren
Metode3Menjaga Agar Tidak Kusut. 1. Gunakan siklus permanent press. Siklus pengeringan ini akan membuat baju Anda dingin saat masih dalam proses pengeringan, mencegah kerutan terbentuk. Baju akan lebih mungkin kusut dalam keadaan hangat, jadi mendinginkan saat masih dalam proses pengeringan adalah cara terbaik.
Diamenyebut, hingga saat ini ada 80 macam jenis barang yang dikoleksinya. Ada beberapa barang yang tidak dia pajang dan masih tersimpan di rumah. Sementara untuk benda-benda antik lainnya dia pajang di area Ponpes Graksan. Abdul sendiri membebaskan orang untuk melihat benda-benda tersebut selama tidak merusak.
Tahilalat bisa terbentuk di mana saja, baik tunggal maupun berkelompok, biasanya muncul sebelum usia 20 tahun, dan kadang bisa juga muncul sejak bayi. Memiliki tahi lalat antara 10-40 buah saat dewasa adalah kondisi normal. Tahi lalat sendiri umumnya bersifat jinak sehingga tidak membahayakan. Anakseorang kiai ternama di Jombang Mochamad Subchi Azal Tsani (42) masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) usai ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pencabulan. Kementerian Agama (Kemenag) telah menegaskan bahwa tidak sama sekali memiliki kewenangan dalam mengelola visa haji mujamalah, Kamis 7 Juli 2022. Bahkan mereka berjanji
Polisisudah beberapakali mendatangi pondok pesantren untuk mengamankan lelaki berusia 42 tahun itu, tetapi tidak berhasil. Media massa menyebut MSAT dilindungi ayahnya. Tekanan publik agar polisi tegas mengambil langkah hukum semakin kuat. Hari ini, Kementerian Agama mencabut izin pondok pesantren itu.
Dzikirharian yang merupakan makanan pokok di Pesantren Sirnarasa pun menuai beberapa kritik dari luar pihak. Ada yang mengatakan bahwa dzikir dan amalan yang dilakukan di Pesantren Sirnarasa merupakan dzikir yang berlebihan, bahkan ada pula yang tidak segan beranggapan bahwa Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyyah di pesantren ini merupakan aliran .
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/361
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/385
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/725
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/911
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/154
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/648
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/419
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/647
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/389
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/821
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/370
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/116
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/350
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/936
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/271
  • trik agar baju tidak hilang di pesantren