Selainitu, pemilihan bahan yang digunakan untuk membuat bilah dan pamornya juga disesuaikan dengan fungsi dari Keris yang akan dibuat tersebut. Baca juga: Jenis-jenis besi bertuah untuk bahan pembuatan Keris pusaka. Berbeda dengan Keris baru yang dibuat asal-asalan dengan bahan seadanya dan hanya meniru bentuk dari Keris tua saja. O que é Kyrios Kyrios é uma palavra de origem grega, que significa “Senhor”, “Lorde” ou “Mestre” e é utilizada como sinônimo de Deus ou Jesus entre os cristãos gregos. Quando os judeus começaram a traduzir as escrituras do Evangelho cristão para o idioma grego helenístico, criando o Septuaginta, – nome da bíblia hebraica para os gregos – o termo Kyrios era o mais adequado para traduzir o sentido da palavra Adonai ou do tetragrama YHWH, que eram utilizados para se referir ao “Senhor Deus”. Saiba mais sobre o significado de Adonai. A palavra Kyrios deu origem a expressão Kyrie eleison, uma invocação e oração cristã que era comumente dita no início de uma missa como alternativa a frase “Christeeleison”, que significa “Senhor, tende piedade”. Na Idade Média, esta expressão passou a ser uma prece litânica. Saiba mais sobre o significado de Kyrie eleison. Atualmente, existem algumas ramificações da doutrina cristã protestante que ainda utilizam o termo Kyrios para se referir à Deus ou Jesus, como a Igreja Evangélica Kyrios ciriciri keris yang bertuah. Skip to content. EMAIL +6281229699929; EMAIL +6281229699929; Login / Register . Rp 0. No products in the cart. Cart. No products in the cart. Home; Dunia Keris Shop. Keris Sepuh; Keris Kamardikan; Termahar; JASA / SERVICE. Jasa Cuci / Warangi / Jamas Pusaka Keris;
Ilustrasi Keris Surakarta PB VII – Keris-Keris tangguh Surakarta PB terkesan sangat gagah dan berwibawa dengan ukuran bilah lebih panjang jika dibandingkan dengan Keris Jawa era khas Keris Surakarta, yaitu bentuk bilahnya terkesan anggodong pohung menyerupai bentuk daun singkong dan ujungnya yang mbuntut tumo seperti ekor kutu rambut.Rata-rata ukuran bilah Keris tangguh PB lebih panjang dari Keris tangguh Mataram dan Majapahit yang rata-rata panjang bilahnya hanya sekitar 33 - 35 cm, sedangkan ukuran panjang bilah Keris tangguh Surakarta sekitar 35 - 38 panjang, bilah Keris tangguh Surakarta kebanyakan juga lebih tebal dari bilah Keris pada umumnya serta gemuk di tenganya menyerupai tubuh kadal bunting ngadal meteng.Bentuk gonjonya agak melengkung dan bagian sirah cecaknya tidak begitu meruncing pada ujungnya. Sedangkan gulu meled dan wetengannya berukuran pada Keris-Keris tangguh Surakarta rata-rata bercorak rumit, lembut dan biasanya merata di seluruh permukaan bilah untuk pamor miring pada Keris-Keris tangguh Surakarta bisa dikatakan sangat rapi dan jalur pamornya tidak bertindihan satu sama lainnya sehingga membuat penampilan Keris PB terlihat semakin gaya Surakarta memiliki pamor yang cukup beragam, tapi yang paling banyak dijumpai adalah pamor Wos Wutah, Pendaringan Kebak, Ron Genduru, Wengkon Isen, Koro Welang dan Lar memiliki ciri khas pada bentuk bilah dan pamornya, ada juga beberapa detil yang menjadi ciri khas Keris PB, contohnya posisi dho-nya yang sangat wangun elok dan pas berurutan membentuk greneng yang Keris luk biasanya bentuk luk-nya rengkol sarpo nglangi atau seperti ular yang sedang berenang. Dan pada dhapur Keris yang memakai kembang kacang biasanya bentuknya nggelung Surakarta yang memakai tungkakan sudutnya mbeung tidak lancip dengan ekor gonjo yang melebar. Gandik Keris Surakarta tidak terlalu miring dan lekukan di atasnya tidak terlalu karya Empu zaman Kerajaan Surakarta lama rata-rata mutrani dhapur-dhapur yang terkenal pada masa sebelumnya seperti dhapur Sengkelat, dhapur Naga, dhapur Parungsari dan bahkan Keris-Keris Kalawijan yang jumlah luknya lebih dari bisa disimpulkan bahwa Keris tangguh Surakarta sebenarnya hanya mutrani atau membuat ulang bentuk dari Keris-Keris yang sudah ada dari tangguh-tangguh sebelumnya. Tapi meskipun hanya mutrani, Keris tangguh PB memiliki ciri garap yang khas yang berbeda dengan Keris-Keris tangguh Keris pada masa Paku Buwono II hingga Paku Buwono IV, pada bagian pesinya selalu ada tanda palang + dan ditengah bilahnya terdapat besi sebagai penguat, khususnya Keris karya Empu Brojoguno. Maka tidak heran jika Keris Brojoguno bisa menembus koin tersebut berfungsi untuk memperkuat dan memperkokoh bilah Keris sehingga menjadikan Keris Brojoguno lebih kuat dari Keris yang lain. Hal itu bukan karena ujungnya yang runcing, tapi karena bilahnya di isi besi sehingga menjadi sangat masa PB IV hingga PB IX, bentuk Keris Surakarta terkesan mbangkek atau memiliki bangkekan pinggang atau nggodong yang lahir pada masa PB IV sampai PB IX memiliki ukuran bilah yang lebih panjang dari Keris-Keris tangguh sebelumnya sehingga banyak yang termasuk kategori Corok Keris besar karena ukuran panjang bilahnya melebihi ukuran panjang bilah Keris pada masa PB X, ukuran bilah Keris Surakarta kembali dibuat menjadi lebih pendek, kurang lebih panjangnya sekitar 34 - 35 cm seperti ukuran bilah Keris pada logam Keris tangguh Surakarta PB juga lebih bagus dibanding Keris-Keris lain, terutama bahan pamornya karena wilayah Surakarta memiliki bahan pamor meteor yang kualitasnya sangat masa sebelum PB IX banyak Empu Keris yang menggunakan besi malela sebagai bahan pembuatan Keris. Tapi mulai PB IX hingga PB XII, bahan Keris Surakarta banyak yang menggunakan bale lumur, yaitu besi dari meriam yang rusak atau bale lumur kemungkinan karena salah pengucapan dari kata baltimore, sebuah kota di Inggris yang pada masa silam merupakan pusat pembuatan senjata termasuk Surakarta memang terkenal dengan kualitas pamornya yang bagus. Warna pamor Keris Surakarta lebih cerah, lebih detil dan memenuhi seluruh permukaan bilahnya karena Surakarta atau wilayah Solo memiliki banyak cadangan bahan pamor berkualitas, salah satunya adalah batu meteor yang jatuh di kawasan Prambanan pada zaman PB tangguh PB, terutama PB IX dan sesudahnya lebih banyak yang berpamor Pendaringan Kebak, Udan Mas dan Wengkon karena pada masa itu sudah tidak lagi dalam masa peperangan dimana situasi dan kondisi Keraton sudah mulai tenang dan perekonomian sudah lebih tertata sehingga Keris-Keris pada masa itu lebih banyak yang dibuat dengan pamor-pamor kerejekian atau yang melambangkan sedikit informasi tentang ciri-ciri dan kelebihan Keris tangguh PB Surakarta yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Keris pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit bermanfaatTerima kasih
PusakaDunia - Ciri-Ciri Keris Omyang Jimbe Asli Berkhasiat Ciri-Ciri Keris Omyang Jimbe Asli Berkhasiat memiliki sosok putut kembar pada gandik atau sorsoran kerisnya, Kontak Kami 081222886456 Jenis Keris Keris Pasopati, Keris Brojol, Keris Tilam Upih, Keris Semar, Keris Damar Murub, Keris Kala Cakra, Keris Jalak Sumelang Gandring, Keris Omyang Jimbe, Keris Naga Pasa, Keris Naga Tapa, Keris Singa Barong, Keris Singo Kikik, Keris Naga Salira, Keris Naga Keras, Keris Nogo Sosro, Naga Sasra, Keris Buto Ijo, Keris Naga Siluman,Keris Jangkung, Keris Pulanggeni, Keris Sempana Bungkem, Keris Jaran Guyang, Keris Carang Soka, Keris Kidang Mas, Keris Panimbal, Keris Jaruman, Keris Kyai Sabuk Inten, Keris Kyai Sengkelat, Keris Bima Kurda, Keris Kara Welang, Keris Kala Munyeng, Keris Karno Tanding, Keris Sepokal, Tombak Pusaka, Keris Bali, Keris Lombok, Keris Bugis, Keris Sumatera, Keris Palembang, Keris Melayu, Keris Moro, Keris Sundang, dan Keris Pusaka Asli lainnya. Pamor Keris Keris Pamor Udan Mas, Pamor Junjung Derajat, Pamor Pancuran Mas, Pamor Pamengkang Jagad, Pamor Pegat Waja, Pamor Wos Wutah, Pamor Beras Tumpah, Pamor Kulit Semangka, Pamor Tambal, Pamor Pulo Tirto, Pamor Kol Buntet, Pamor Adeg, Mrambut, Pamor Ilining Warih, Pamor Korowelang, Pamor Ron Genduru, Pamor Mayang Mekar, Pamor Kenanga Ginubah, Pamor Bendo Segodo, Pamor Melati Sinebar, Pamor Melati Rinonce, Pamor Bonang Rinenteng, Pamor Jung isi Dunya, Pamor Tunggak Semi, Pamor Putri Kinurung, Pamor Gumbolo Geni, Pamor Singkir Geni, Pamor Singkir Banyu, Pamor Singkir Angin, Pamor Raja Sulaiman, Pamor Batu Lapak, Pamor Tunggul Wulung, Pamor Lintang Kemukus, Pamor Sada Saler, Pamor Gubet Mayit Buntel Mayit,Pamor Satria Pinayungan, Pamor Kelabang Sayuto, Pamor Sumur Bandung, Pamor Buntel Mayit, Pamor Ratu Pinayungan, Pamor Lawe Setukel, Saukel, Pamor Telaga Membleng, Pamor Wengkon, Pamor Tejo Kinurung, Pamor Rojo Gundolo, Pamor Raja Gundala, dan Aneka Pamor Keris Buku keris jawa antara mistik dan nalar, Buku ensiklopedia keris, Buku keris naga, buku keris majapahit, buku keris mataram, buku keris bugis, buku keris melayu.
Ciriciri dan karakter Keris tangguh Mataram Senopaten, Sultan Agung & Amangkuratan #ragamindonesiaSelamat datang di Channel Ragam Indonesia Channel yang mem
Ilustrasi Keris - Tangguh adalah perkirakan jaman pembuatan sebilah Keris. Cara memperkirakan tangguh sebilah Keris yaitu dengan meneliti ciri khas atau gaya pada rancang bangun Keris, jenis material logam Keris dan juga pamornya. Setiap Kerajaan pada masa lalu memiliki Keris dengan gaya dan langgam tersendiri. Artinya pada jaman Kerajaan Majapahit Keris-Kerisnya memiliki beberapa ciri gaya atau langgam yang seragam, begitu juga pada jaman Kerajaan Mataram dan seterusnya sampai jaman Kerajaan Surakarta Hadiningrat diyakini memiliki Keris dengan gayanya juga Pusaka-pusaka ampuh peninggalan Kerajaan Majapahit Berikut ini ciri-ciri Keris menurut tangguhnya • Singosari Teknik tempa dari besi yang digunakan yaitu dengan spasi, lebar, dan kasar, gandiknya agak tinggi dan tidak terlalu miring, pasikutannya tergolong kaku, sirah cecak berbentuk lonjong memanjang, bilahnya berukuran agak panjang dan ujungnya tergolong tumpul, ujung gonjo biasanya menyudut. Besi berwarna abu-abu kehitaman. Pamor lumer dan pandes. • Jenggala Gonjo pendek dan tinggi, wadidangnya tegak, odo-odo seperti punggung sapi dan sogokan tanpa pamor. Besi padat, halus dan hitam pekat. Pamor seperti rambut putih. • Kediri Tempaan besi dengan spasi rapat, pasikutannya kaku dan wingit, sor-soran yang gemuk, gonjo tinggi dan bagian bawahnya tapak, hampir mirip dengan bentuk Keris tangguh jenggala. Apabila disentil akan berbunyi dentingan karena tempaan besi yang matang, gandiknya agak condong atau miring, lekukan Keris yang terkesan lurus tanpa rengkol. Besi yang digunakan berwarna abu-abu kehitaman. Pamornya lumer pandes dan suram. • Pajajaran Gonjo ambatok mengkurep, berbulu lembut, sirah cecak panjang, bentuk bilah ramping, blumbangan atau pejetan lebar, sogokan agak lebar dan pendek. Besi berserat dan kering. Pamor seperti lemak/gajih. • Segaluh Memiliki pasikutan kaku tetapi luruh dengan panjang bilah sedang tapi ada pula yang pendek, gandiknya maju kedepan nonong sehingga gonjonya selalu panjang. Besinya berkesan kering dan berwarna hitam pucat kehijauan. Pamornya kelem. • Majapahit Pasikutan Keris tampak wingit, bentuk bilahnya agak kecil/ramping, gonjo sebit rontal kecil dan luwes, sirah cecak pendek dan meruncing, odo-odo tajam. Besi ringan dan hitam kebiruan atau ungu. Pamor mrambut berserat namun nyeprit sedikit. • Pengging Pasikutannya sedang dan ramping dengan tantingan ringan, luknya rengkol sekali atau cukup bergelombang, gulu melednya panjang, bilannya kecil dan panjang dengan ujung yang runcing. Besinya berwarna hitam. Pamornya lumer dan pandes. • Sedayu Pasikutannya demes, serasi dan harmonis. Panjang bilahnya sedang, berkesan ramping dan luk-nya juga luwes, menggunakan gonjo wuwung dengan gulu meled berukuran sedang, letak bilah pada gonjo agak tunduk, sogokannya melengkung menyerupai paruh burung dan agak runcing di ujungnya. Besinya tahan karat dan matang tempaan, berkesan basah dan hitam kebiruan. Pamornya lumer dan pandes. • Sendang Bilah Keris agak pendek, ramping, dan kecil, proses tempaan besi terbilang matang sehingga memiliki kualitas yang cukup bagus, luknya terbilang rengkol. Ciri lain yang menonjol dan mirip dengan Keris sedayu yaitu menggunakan gonjo wuwung atau datar dengan gulu meled berukuran sedang, tapi pasikutannya kurang harmonis dan serasi. Besi yang digunakan berwarna hitam dan berkesan basah. Pamornya kurang padat, seolah mengambang. • Tuban Umumnya berdhapur lurus tanpa luk, bilahnya besar dan tipis atau pipih dengan tempaan yang matang, tantingannya terbilang ringan dan akan berbunyi dentingan nyaring bila disentil dengan jari. Pamor atau warna besi dari Keris Tuban terdiri dari tiga warna, yaitu hitam, putih keruh, dan putih mengkilat. • Bali Pasikutannya tampak wingit karena biasanya juga digunakan untuk upacara adat. Ukuran keris Bali rata-rata lebih besar dari Keris Jawa dengan hiasan yang lebih artistik karena dicampur dengan ornament khas Bali. Panjang bilahnya kurang lebih 40 - 45 cm. Kesan besi yang digunakan berkilau atau mengkilat. Pamornya tergolong besar dan halus. • Madura sepuh Gonjo lebih pendek dari Keris jawa lainnya, bentuknya sebit ron tal dengan sirah cecak yang pendek, pasikutannya seimbang dan harmonis sehingga terlihat menyenangkan. Uniknya, panjang bilah dari Keris Madura tua tidak bisa ditentukan karena terkadang bilahnya panjang, terkadang sedang, dan bisa juga pendek. Besi yang digunakan berwarna hitam pucat dan terkesan kering. Pamornya nyekrak dan kasar. • Blambangan Gonjo sebit rontal, gandhik agak pendek dan miring doyong, sogokan pendek dangkal cekak, Kerisnya luwes walaupun luknya tidak begitu rengkol. Kesan besi keputih-putihan, padat, berkesan basah, diraba keras. Pamor Miring dan luwes pengaruh dari Majapahit. • Demak Pasikutannya wingit, gonjonya rata, gulu meled dan sirah cecak yang kecil dan menguncup, bilah agak membungkuk dan berukuran sedang, sogokan yang terbilang panjang, gandiknya sedang dan tegak lurus. Besi yang dipakai berwarna hitam kebiruan. Motif pamor yang digunakan kebanyakan Beras Utah dan Wiji Timun. • Pajang Keris Pajang umumnya terlihat gagah dengan bilah yang panjang berukuran kurang lebih 40 cm. Pasikutannya tampak gagah, bhirawa, dan sangar mewakili latar belakang orang-orang Pajang yang berani dan kuat. Gonjonya terbilang tipis dan nyebit rontal dengan sirah cecak lancip. Bilahnya tergolong tipis dan lebar, sehingga sogokannya juga lebar. Luknya tidak begitu rengkol dengan kembang kacang nggelung wayang. Pamornya lebar dan pandes. • Mataram Bentuk gonjo seperti cecak menangkap mangsa, kembang kacang seperti gelung wayang dan bagian atas puyuhan timbul/menyembul ujung sogokan. Pamor tampak kokoh. • Kartasura Tantingannya agak berat, bilah lebih gemuk, gonjo berkepala cecak yang meruncing. Besi agak kasar. • Surakarta Bentuk bilah seperti daun singkong, puyuhan meruncing, gulu meled pada gonjo pendek, odo-odo dan bagian lainnya tampak manis dan luwes. Besi halus. Pamor menyebar. • Yogyakarta Gonjo menggantung. Besi halus dan berat. Pamor menyebar penuh pada seluruh bagian bilah. Ciri khas tangguh Keris terletak pada segi garap dan kualitas besinya, karena kualitas besi merupakan ciri khas yang paling menonjol, sesuai dengan tingkat sistem pengolahan besi pada zaman Keris itu dibuat. Selain itu juga penggunaan bahan pamor yang mempunyai tahapan-tahapan juga Jenis-jenis besi bertuah untuk bahan pembuatan Keris pusaka Bahan pamor yang tadinya menggunakan batu meteor atau batu bintang yang dihancurkan dengan menumbuknya hingga menjadi seperti tepung. Kemudian pada perkembangannya kita mengenal titanium, yaitu sejenis logam yang warnanya keputihan seperti perak. Titanium juga bisa dipergunakan sebagai bahan pamor Keris. Titanium memiliki sifat yang keras dan tidak dapat berkarat, sehingga sangat bagus digunakan sebagai bahan pamor Keris dan Tosan Aji lainnya. Sesuai dengan asalnya di Prambanan, maka pamor meteorit tersebut dinamakan pamor Prambanan. Keris dengan pamor meteor Prambanan dapat dipastikan jika Keris tersebut termasuk tangguh Nom karena diketemukannya bahan pamor Prambanan tersebut pada jaman Kerajaan Mataram Kartasura 1680-1744. Baca juga Kelebihan Keris dengan pamor meteor Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri Keris menurut tangguhnya yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya. Semoga bermanfaat Terima kasih
CiriKeris Semar Mesem Asli Dan Palsu Penakluk Lawan Jenis Jimat Ageman Semar Kuning di antara benda bertuah yang tergolong pusaka gaib langka. Energi yang terdapat dalam Keris ini adalah murni bersumber dari karunia Tuhan yang Maha Esa, yang sesudah itu diolah oleh Dewi Gayatri dengan kemampuan yang beliau miliki. manakala prosesnya tidak
MUSEUM KERIS DUNIA - Jual Beli Keris Pusaka Asli Harga Murah sampai Pusaka Kuno adalah Barang Antik yang diburu kolektor mengingat jumlahnya tidak akan bertambah dan justru semakin berkurang, oleh karena itu Keris Kuno merupakan Aset Investasi bernilai tinggi karena semakin lama semakin langka dan harganya semakin Setengah Tuwo/Semi Tua/STW bukanlah Keris Kuno, bukan pula Keris Baru Kamardikan. Keris STW adalah Keris Baru yang dibuat dengan bahan besi kuno, ada pula Keris STW yang dibuat setelah era kerajaan kuno namun sudah cukup berusia sehingga dianggap semi Kamardikan adalah Keris Baru yang bisa dipesan sesuai permintaan baik bentuk dapur maupun pola gambarnya pamor serta bisa dipesan dalam jumlah DICATAT! Bahwa Harga Keris Pusaka ditentukan dari Tangguh tahun pembuatan, Dapur Bentuk, Pamor Motif Gambar, Keaslian/Original belum di modifikasi. Harga Keris Pusaka TIDAK DITENTUKAN DARI ESOTERI / KHASIAT / SPIRITUAL / TUAH / FILOSOFI / LANGSUNG MEMBELI PRODUK DALAM POSTINGAN INI. MAU BELI ATAU JUAL KERIS PUSAKA HUBUNGI CHAT. JIKA SAMPAI ADA YANG MEMBELI PRODUK DALAM POSTINGAN INI TETAP AKAN KAMI KIRIM KERIS PUSAKA RANDOM PILIHAN KAMI.keriskerispusakamuseumkerisbendapusakapusakapusakakeriskerisbertuah barangantiktosanajikerissaktiviralkabarterbarujualkerispusakajualbelikeris
CaraMengetes Keris Omyang Jimbe Asli, Bertuah atau Tidak? - Keris Omyang Jimbe, sebilah keris yang melegenda ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Keris ini mulai dikenal dengan tuah kekayaan, kesuksesan dan kejayaan ketika memasuki masa kerajaan Majapahit. Kemudian keris ini terkenal dengan nama Keris Omyang Jimbe Majapahit. Seiring
Daftar Isi 1. Parang Taawu 2. Keris Pusaka Emas Aru Palaka 3. Tombak Meantu'u Tiworo Liya 4. Sumpitan 5. Pedang dari Sulawesi Tenggara 6. Kinia Perisai Makassar - Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beberapa suku. Suku-suku besar di Sulawesi Tenggara memiliki senjata tradisional dengan ciri khasnya dari laman Kemdikbud, terdapat tiga suku terbesar di wilayah Sulawesi Tenggara. Di antaranya adalah Suku Tolaki, Suku Buton dan Suku tersebut mewariskan senjata yang dulunya dipakai oleh leluhur mereka sebagai alat berperang dan perlindungan diri. Senjata tradisional tersebut juga biasa sebagai alat berburu dan bercocok tanam. Senjata ini berperan penting dan sebagai simbol bentuk keberanian mereka di zaman prasejarah. Meskipun sudah ada sejak zaman dahulu, senjata ini tidak kalah dengan senjata-senjata buat yang penasaran, berikut detikSulsel telah merangkum daftar senjata tradisional Sulawesi Parang TaawuSenjata Tradisional Sulawesi Tenggara Parang Tawu Dok. Kantor Bahasa Provinsi MalukuDikutip dari Prosiding Seminar Internasional Kebahasaan dan Kesastraan Kantor Bahasa Provinsi Maluku sub pembahasan 'Sejarah Dan Kebudayaan Suku Buton, Sulawesi Tenggara', Parang Taawu dulunya merupakan pusaka bertuah masyarakat suku Mekongga yang mendiami wilayah Kabupaten Taawu atau Parang Taawu pada zaman dahulu digunakan dalam peperangan oleh raja-raja atau Tamalaki Panglima Perang. Pada masa kini, senjata tradisional Sulawesi Tenggara tersebut biasa digunakan sebagai alat bantu oleh para khas Parang Taawu adalah bentuknya yang pendek dengan ukuran 50 cm dan terbuat dari besi. Bagian hulu atau pegangannya terbuat dari kayu yang keras dan ujungnya bercabang Keris Pusaka Emas Aru PalakaKeris Pusaka Emas Aru Palaka dok. Budaya IndonesiaKeris Pusaka Emas Aru Palaka merupakan senjata tradisional Sulawesi Tenggara yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Dulunya keris ini digunakan oleh Sultan dan Raja untuk berperang dengan jarak ini hanya dimiliki oleh salah satu para pembesar di masa pemerintahan Raja Liya atau Lakina Liya yang berkuasa. Dia bertugas mengamankan dan mengatur semua hasil tanaman rakyat atau tanaman sara yang berada di wilayah pesisir khas senjata tradisional ini adalah bentuknya yang Tombak Meantu'u Tiworo LiyaSenjata Tradisional Sulawesi Tenggara Dok. Kantor Bahasa Provinsi MalukuSenjata tradisional Sulawesi Tenggara berikutnya adalah Meantu'u Tiworo Liya. Senjata ini dulunya kerap digunakan sebagai alat berperang jarak ini terbuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan. Senjata ini memiliki bagian tangkai dari bambu atau kayu keras sebagai untuk perang jarak jauh Fungsi tombak juga biasanya digunakan berburu binatang. Senjata Tombak Meantu'u Tiworo Liya adalah milik salah satu pembesar di masa pemerintahan Raja Liya atau Lakina SumpitanSenjata Tradisional Sulawesi Tenggara Dok. Kantor Bahasa Provinsi MalukuSumpitan merupakan senjata tradisional Sulawesi Tenggara yang termasuk salah satu jenis senjata jarak jauh. Senjata ini dikenal sangat yang dikenal dengan nama Sipet atau dalam bahasa sehari-hari disebut Sumpit ini sering dipakai untuk berburu hewan di ini berbentuk panjang dengan lubang di tengahnya. Seperti senapan, Sumpitan ini dipakai untuk menembakkan pelontar Sumpitan ini hanya dari hembusan napas. Meskipun begitu, senjata ini tidak bisa diremehkan karena kecepatan jarum pelurunya bisa menyamai jarum-jarum yang ditembakkan dibubuhi racun ganas, maka akan sangat mematikan. Orang yang terkena pelurunya bisa tak bernafas dalam waktu yang relatif Pedang dari Sulawesi TenggaraSenjata Tradisional Sulawesi Tenggara Dok. Kantor Bahasa Provinsi MalukuSenjata tradisional Sulawesi Tenggara berikutnya adalah pedang dari Sulawesi Tenggara. Senjata ini merupakan salah satu jenis senjata jarak dari Sulawesi Tenggara ini memiliki kemampuan ketika dicabut dari pedang ini serupa dengan bentuk pedang pada umumnya. Senjata tradisional ini umumnya dibuat dari besi tulang, kuningan, dan Kinia PerisaiSenjata Tradisional Sulawesi Tenggara Kinia Dok. Kantor Bahasa Provinsi MalukuDilansir dari jurnal Universitas Halu Uleo berjudul 'Senjata Tradisional Kinia Perisai Bentuk, Struktur dan fungsi Bagi Etnis Tolaki di Sulawesi Tenggara', senjata Kinia biasanya dipakai oleh kaum pria sebagai alat pertahanan para ksatria dalam berperang. Senjata ini umumnya digunakan oleh kalangan raja mokole/bokeo, bangsawan anakia, dan para ksatria Tamalaki dan Tadu.Etnis Tolaki adalah salah satu dari beberapa etnis lainnya yang memiliki perisai yang dikenal dengan sebutan Kinia. Bentuk perisai ini dirancang untuk pertarungan jarak dekat karena perisai lebih bebas untuk digerakkan serta tidak menutupi berbentuk persegi empat panjang dan sedikit melengkung atau membusur. Panjang senjata ini sekitar 60-75 cm dan lebar 20-30 bagian dalam Kinia terdapat gagang tempat pegangan. Sementara itu, di pinggiran bagian luar diukir niukiri atau nipati-pati dengan hiasan pinetobo atau pinengisi olipa yang berguna untuk melindungi bagian tubuh dari serangan musuh. Simak Video "Dataran yang Terangkat, Kisah Puncak Khayangan Wakatobi " [GambasVideo 20detik] urw/alk Sebuahkeris yang dibuat oleh seorang Empu keris yang memiliki ciri - ciri indah dan memiliki tayuhan. Tentu saja pada saat pembuatan melakukan upacara-upacara khusus agar keris tersebut bertuah. Dalam setahun seorang Empu keris dapat membuat 1 atau 2 buah saja. ciri ciri keris yang bertuah ciri ciri keris yang bertuah
5Ciri ciri burung perkutut majapahit Garwa (istri), Curiga (Keris), Turangga (Kuda) dan Kukila (Perkutut). 5 jenis perkutut bertuah yang masing - masing memegang point - point keberkahan tersendiri. 5 Ciri Ciri Burung Perkutut Titisan Majapahit.
- Awal diciptakannya Keris pusaka pada dasarnya adalah untuk menunjang kesaktian, kekuasaan dan kewibawaan pemiliknya. Penggunaannya yang digenggam merupakan simbol dari kepanjangan tangan sehingga bentuknya dibuat besar dan panjang. Keris-Keris yang bentuknya agak kecil dan lebih pendek dari Keris-Keris pada umumnya biasanya dibuat untuk kaum perempuan, misalnya untuk istri bangsawan dan untuk rohaniawan atau untuk para sesepuh masyarakat. Karena Keris dibuat untuk tujuan mendampingi pemiliknya, maka dalam pembuatannya pasti sifat-sifat fisik dan sifat-sifat keghaibannya akan disesuaikan dengan sifat-sifat dan kepribadian dari calon juga Karakter/sifat Keris menurut sosok ghaib/khodamnya Dengan demikian masing-masing Keris Jawa yang dibuat untuk orang Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur karakteristiknya juga mengikuti sifat-sifat umum dari perwatakan masyarakat dari daerah masing-masing Keris itu dibuat. Berikut ini sifat-sifat Keris pusaka dari daerah asal pembuatannya • Keris Jawa Barat Keris Tangguh Pajajaran Jawa BaratBaca juga Ciri-ciri Keris tangguh PajajaranSecara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Barat sangat mengedepankan sifat keilmuan yang tinggi dan watak keilmuan yang keras. Contohnya - Ilmu pukulan Ilmu pukulan dari Jawa Barat bersifat ampuh dan mematikan/menghancurkan lawan secara fisik. - Ilmu pertahanan tubuh Ilmu pertahanan tubuh dari Jawa Barat benar-benar bisa menjadikan tubuh pemiliknya kebal dari senjata tajam. Dengan ilmu-ilmu kesaktian tersebut maka orang yang menguasai ilmu tersebut akan di anggap sebagai orang yang sakti/digdaya karena ilmu kesaktiannya dapat terlihat secara kasat mata. Sejalan dengan sifat keilmuannya, Keris-Keris yang berasal dari Jawa Barat dibuat dengan sifat/karakter yang keras dan panas serta memiliki aura yang angker/menakutkan, sehingga walaupun hanya dilihat sekilas saja akan terasa bahwa Keris-Keris dari Jawa Barat memiliki hawa ghaib yang begitu keras. Dari sisi fisik, Keris-Keris dari Jawa Barat tantingan bilahnya agak berat, ukurannya besar dan panjang, penempaan logamnya kurang matang, logam bilahnya agak kasar karena pori-pori logamnya besar, sehingga akan menyerap banyak minyak ketika Kerisnya diminyaki. Bentuk fisik Keris seperti itu cocok untuk di isi energi khodam yang sifat energinya besar dan berat, berhawa keras, berwibawa dan angker. • Keris Jawa Timur Keris Tangguh Majapahit Jawa TimurBaca juga Ciri-ciri Keris Majapahit dan keistimewaannyaSecara umum keilmuan dari Jawa Timur juga mengedepankan sifat keilmuan tingkat tinggi dengan watak keilmuan yang keras, tetapi tidak sekeras keilmuan dari Jawa Barat. Bisa dikatakan jika keilmuan dari Jawa Timur sifatnya lebih halus tetapi tajam. Contohnya - Ilmu pukulan Walaupun ilmu pukulannya bersifat mematikan/menghancurkan, tetapi lebih halus dan energinya lebih tajam, efeknya merusak tubuh bagian dalam atau menembus ilmu kebal/pagaran ilmu ghaib lawan. - Ilmu pertahanan tubuh Walaupun ada juga ilmu pertahanan tubuh Jawa Timur yang benar-benar bisa menjadikan pemiliknya kebal terhadap serangan senjata tajam, tetapi kebanyakan sifatnya sebagai ilmu ketahanan tubuh dari serangan fisik, aji-aji dan tenaga dalam serta perlindungan dari serangan ilmu ghaib. Sejalan dengan sifat keilmuannya, Keris-Keris yang berasal dari Jawa Timur dibuat dengan sifat/karakter yang halus tetapi berenergi tajam, berwibawa tetapi tidak angker/menakutkan, sehingga jika dilihat sekilas akan terasa bahwa sekalipun Keris-Keris tersebut berenergi tinggi, tetapi tidak terlihat angker/menakutkan, melainkan terkesan anggun dan berwibawa serta terasa kandungan hawa ghaib energinya yang sangat tajam. Tapi tidak semua jenis Keris dari Jawa Timur berenergi tajam, karena hanya Keris-Keris yang tuah utamanya untuk kesaktian saja yang memiliki energi tajam. Dari sisi fisik, Keris-Keris dari Jawa Timur umumnya memiliki bentuk bilah lebih ramping dan tantingannya ringan, penempaan logamnya matang, logam bilahnya lebih padat dan halus karena pori-pori logamnya kecil dan rapat, sehingga tidak menyerap banyak minyak ketika Kerisnya diminyaki. Bentuk fisik Keris seperti itu cocok untuk di isi energi khodam yang sifat energinya lebih tajam, berhawa keras, tetapi berwibawa. • Keris Jawa Tengah Keris Tangguh Mataram Jawa TengahBaca juga Ciri-ciri dan karakter Keris tangguh Mataram Senopaten, Mataram Sultan Agung, dan Mataram AmangkuratSecara umum, keilmuan dari Jawa Tengah tidak menonjolkan sifat keilmuan yang tinggi dan watak keilmuan yang keras, tetapi lebih menekankan pada sifat keilmuan yang "dalam" dan bersifat "menindih" kesaktian lawan atau bersifat menundukkan/menenggelamkan/memusnahkan keilmuan lawan yang tinggi. Sangat jarang kita mendengar nama-nama orang sakti dari Jawa Tengah, karena seseorang yang menganut filosofi keilmuan dari Jawa Tengah, walaupun sakti dan berilmu tinggi seringkali tidak kelihatan sebagai orang yang sakti atau berilmu, karena perwatakannya didasari oleh filosofi kebatinan Jawa yaitu "mendhem jero", tetapi kharisma perbawa keilmuannya akan dapat dirasakan oleh sesama orang yang berilmu tinggi, sehingga mereka akan saling menghormati dan menjaga jarak. Contohnya - Ilmu pukulan Walaupun ilmu pukulan dari Jawa Tengah juga bersifat menghancurkan, tetapi sifatnya lebih lembut dan tidak menonjolkan serangan yang mematikan, atau lebih bersifat mengalahkan dengan melumpuhkan atau bersifat menindih/menundukkan lawan. - Ilmu pertahanan tubuh Walaupun ada juga ilmu pertahanan tubuh Jawa Tengah yang benar-benar bisa menjadikan pemiliknyanya kebal terhadap senjata tajam, tetapi kebanyakan ilmunya hanya bersifat sebagai ilmu ketahanan tubuh dari serangan fisik, aji-aji dan tenaga dalam, serta perlindungan dari serangan ilmu ghaib. Sejalan dengan sifat keilmuannya, Keris-Keris yang berasal dari Jawa Tengah juga dibuat dengan sifat/karakter yang halus, tetapi berenergi besar dan bersifat "menindih" kesaktian lawan, tidak terlalu menonjol wibawanya, tidak angker/menakutkan, sehingga banyak orang yang terkecoh menganggap jika Keris-Keris tersebut kosong isinya dan lemah "angsarnya", karena memang tidak terasa aura wibawanya dan juga tidak terasa getaran energinya. Sekalipun Keris-Keris tersebut berkesaktian tinggi dan berenergi besar, tetapi tidak terlihat angker atau berwibawa dan tidak terasa kandungan hawa ghaibnya, tetapi bagi orang-orang yang memiliki ilmu kebatinan tingkat tinggi dan peka rasa batinnya, mereka akan dapat merasakan getaran energi ghaibnya yang besar dan berat walaupun dari jarak yang cukup jauh, bahkan sebelum Keris-Keris tersebut ada di hadapan mereka. Bahkan banyak praktisi supranatural atau orang-orang yang memiliki ilmu ghaib dan kepekaan batin, mareka sadar diri dan memilih untuk tidak berurusan dengan Keris-Keris dari Jawa Tengah karena Keris-Keris tersebut dapat "menindih" dan memusnahkan/melumpuhkan keampuhan ilmu ghaib yang mereka miliki. Banyak Keris-Keris dari Jawa Tengah, terutama untuk jenis Keris lurus yang bisa dijadikan sebagai Keris Tindih untuk meredam aura panas atau sifat galak dari Keris-Keris lain. Dari segi fisik, jika dibandingkan dengan Keris-Keris dari Jawa Timur biasanya Keris-Keris dari Jawa Tengah tantingan bilahnya lebih berat, ukurannya lebih besar dan lebih tebal, penempaan logamnya kurang matang, logam bilahnya lebih kasar karena pori-pori logamnya lebih besar, sehingga akan menyerap lebih banyak minyak ketika Kerisnya diminyaki. Bentuk fisik Keris seperti itu cocok untuk di isi energi khodam yang sifat energinya besar dan berat, berkharisma dan berwibawa, tetapi halus tidak angker/menakutkan. Bentuk fisik Keris dari Jawa Tengah memiliki kemiripan dengan bentuk fisik Keris-Keris dari Jawa Barat, tetapi kebanyakan Keris-Keris dari Jawa Tengah bilahnya lebih ringan, ukurannya lebih pendek dan lebih ramping, penempaan logamnya lebih matang, logam bilahnya lebih halus karena pori-pori logamnya lebih kecil, sehingga lebih sedikit menyerap minyak ketika Kerisnya diminyaki dibandingkan Keris dari Jawa Barat yang menyerap lebih banyak juga Minyak khusus perawatan pusaka dan khodam pusaka Kondisi fisik Keris yang dituliskan di atas berdasarkan asumsi dari Keris-Keris tua/sepuh yang sampai sekarang kondisi fisiknya masih utuh terjaga karena selalu dirawat dan terjaga pemeliharaannya sejak Keris-Keris tersebut dibuat sampai sekarang, sehingga jika sekarang didapati Keris-Keris tua jaman dulu yang masih utuh dan baik kondisi fisik dan logamnya, maka bisa diperkirakan apakah Keris teraebut berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah atau dari Jawa Timur. Ciri-ciri Keris dari segi fisik dan penempaan logamnya di atas pada masa sekarang sering dianggap sebagai kualitas penempaan logam dan seni dari sang Empu Keris dalam membabar Keris buatannya, sehingga ada yang mengatakan jika masing-masing Empu Keris memiliki ciri penempaan Keris yang berbeda, ada bagus, matang, dan berkualitas dan ada yang sebaliknya. Tetapi pada masanya dulu semua bentuk fisik Keris dan penempaan logamnya di atas tidak semata-mata karena kualitas dari kemampuan penempaan logam dan seni dari sang Empu saja, karena sebenarnya masing-masing pembuatan Keris dan penempaannya dilakukan oleh sang Empu berdasarkan kecocokkan karakteristik jenis sosok ghaib yang nantinya akan masuk mengisi Kerisnya yang sebelumnya sudah lebih dulu disesuaikan sifat-sifatnya dengan calon pemiliknya. Baca juga Sisi ghaib Keris dan manfaatnya Demikian sedikit informasi tentang ciri-ciri dan karakter/sifat Keris pusaka menurut tempat asal pembuatannya. Untuk informasi lain seputar benda-benda pusaka, dapat dibaca pada artikel Harta Langit lainnya. Semoga bermanfaat Terima kasih
CiriCiri Kayu Stigi Asli, Bertuah Perlindungan hingga Kekayaan. Ciri Ciri Kayu Stigi Asli, Bertuah Perlindungan hingga Kekayaan - Kayu stigi secara alamiah sudah mengandung energi tuah sejak Allah SWT menciptakan alam semesta beserta isinya. Kayu stigi akan memiliki energi yang semakin kuat jika didoakan, salah satunya dengan kalimat dzikir.
Keris Kiai Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro. Fernando Randy/Historia. Kembalinya keris Kiai Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro ke Indonesia dari Belanda memunculkan perdebatan. Banyak yang mempertanyakan kesahihan keris itu lantaran keris itu ber-dhapur Nagasasra bukan Nogo Siluman. Namun, perdebatan soal itu tampaknya tak perlu diperpanjang lagi. Pasalnya, menurut Boedhi Adhitya, pemerhati keris dari Paheman Memetri Wesi Aji Pametri Wiji, organisasi pecinta budaya keris yang didirikan di Yogyakarta, persoalan nama keris dan nama dhapur keris seharusnya dipisahkan. Nama dhapur adalah nama bentuk keris. Nama ini diberikan sesuai dengan ciri-ciri bentuk yang ada pada sebilah keris. Utamanya ditentukan dari lurus atau jumlah lekukan pada bilah keris luk. Pun dari ragam ricikan yang dimiliki. “Ricikan adalah detail hiasan bilah. Jumlah detail ricikan ini ada sekira 25 lebih, namun tidak semuanya ada dalam sebilah keris. Ada yang hanya punya dua ricikan, lima, dan seterusnya,” kata Boedhi kepada Historia. Sementara nama keris atau nama gelarnya adalah nama spesifik yang diberikan pemilik kepada sebilah keris. Nama, menurut Boedhi, bisa berganti-ganti sesuai kehendak pemilik. “Misal penggemar ayam aduan punya seekor ayam jago bangkok, lalu dia beri nama Si Pelor, karena pukulannya yang cepat. Maka dalam istilah perkerisan, dapat kita ibaratkan ayam tersebut adalah Kiai Pelor, dhapur-nya Jago Bangkok. Nama Si Pelor dapat diganti, sedangkan ras Ayam Bangkok sudah baku sejak lahir, sulit diubah,” jelas Boedhi. Karenanya, menurut Boedhi, keris Diponegoro dengan nama gelar Kiai Nogo Siluman yang memiliki dhapur Nagasasra itu tak perlu lagi menjadi perdebatan. Bisa saja Pangeran Diponegoro, menurut kehendaknya sendiri memberi nama Nogo Siluman pada kerisnya itu. “Memberi nama tentunya menurut kehendak mereka, tanpa mempertimbangkan pendapat kita,” ujar Boedhi. Dari sisi pakem atau aturannya, memberi nama keris berbeda dengan dhapur-nya, sama sekali bukan hal yang termasuk larangan. Selama ini pakem keris tertulis yang biasa dimuat dalam teks tradisional biasanya meliputi nama dhapur, nama ricikan, nama pamor dan ciri-ciri tangguh. Ada juga yang memuat cerita tentang mpu dan dhapur yang diciptakannya, serta pada masa kerajaan apa mpu itu hidup. Karenanya soal penamaan gelar keris yang berbeda dengan nama dhapur-nya bukan hal aneh dalam dunia perkerisan. Boedhi mencontohkan, ada salah satu pusaka utama Keraton Yogyakarta, yang bergelar Kanjeng Kiai Ageng Bethok. Dalam ilmu perkerisan, dhapur Bethok adalah keris yang bentuknya pendek dan lebar dengan gandik yang polos. Kenyataannya, Kanjeng Kiai Ageng Bethok ini justru tak berdhapur Bethok. “Kiai Bethok tidaklah ber-dhapur Bethok, dalam Babad Tanah Jawa disebutkan memiliki sekar kacang, padahal dhapur Bethok seharusnya tidak punya,” jelas Boedhi. Contoh lainnya, Kiai Crubuk. Ini adalah keris terkenal peninggalan Sunan Kalijaga. Saat ini ia tersimpan di Masjid Demak. Dalam ilmu keris, Crubuk adalah nama dhapur keris luk 7. Namun, Kiai Crubuk ternyata berbentuk lurus. “Hingga saat ini, sejauh yang saya ketahui, belum ada yang mempertanyakan keasliannya,” kata Boedhi. “Jadi Kiai Bethok tidak ber-dhapur Bethok, Kiai Crubuk tidak ber-dhapur Crubuk, Kiai Nogo Siluman tidak ber-dhapur Naga Siluman. Kiai Bethok dan Kiai Crubuk adalah pusaka terkenal turun temurun.” Nagasasra atau Nagaraja? Perdebatan di media sosial juga bukan hanya menyoal nama dhapur dan nama gelar keris yang tak sesuai. Persoalan nama dhapur keris ini pun mengundang perbedaan pendapat. Ada yang sepakat keris ini ber-dhapur Nagasasra. Ada pula yang kekeuh keris Kiai Nogo Siluman ini ber-dhapur Nagaraja. Boedhi menjelaskan kalau ada beragam sumber pengetahuan tentang keris. Ada yang berasal dari teks tradisi, seperti babad misalnya. Ada pula yang berupa pengetahuan lisan. Bahkan, ada yang istilahnya hanya lazim disebutkan dalam dunia perdagangan keris. “Istilahnya bahasa dagang, bahasa bakul,” katanya. “Ketiganya perlu dibedakan.” Contohnya, dalam dunia perdagangan keris, ada yang disebut Keris Sombro atau dhapur Sombro. Namun dalam naskah-naskah kuno, nama ini tak ditemukan. Yang tercatat adalah Mpu perempuan bernama Ni Mbok Sombro. “Dengan demikian, apa yang saat ini lazim disebut Keris Sombro sesungguhnya tidak ditunjang oleh teks-teks tradisi yang ada. Bisa jadi istilah ini adalah jargon’ yang belum terlalu lama dibuat,” kata Boedhi. Begitu pula dengan nama dhapur Nagaraja. Boedhi telah menelusuri lewat buku-buku dhapur yang ia miliki. Seperti daftar nama dhapur dalam Serat Centini, naskah Keraton Yogyakarta yang ada di Belanda, nama dhapur yang disusun oleh Pangeran Hadiwijaya, putra Paku Buwono X Surakarta, nama dhapur dalam buku Keris Jawa antara Mistik dan Nalar karya Haryono Haryo Guritno. “Tidak ditemukan nama dhapur Nagaraja. Belum saya ketemukan teks naskah lama yang mencantumkan nama dhapur itu,” ujar Boedhi menyimpulkan. “Dapat dikatakan ini adalah nama dhapur yang tidak pakem menurut tradisi, bila mengacu pada catatan tekstual.” Kendati begitu, memang dalam dunia perdagangan keris dhapur Nagasasra dan Nagaraja itu dibedakan. Perbedaannya pada bentuk tutup kepala yang digunakan oleh naga. Pada Nagasasra, tutup kepala seperti yang digunakan oleh wayang Adipati Karna. Sementara pada Nagaraja, tutup kepala berbentuk mahkota makutha, seperti yang digunakan wayang Kresna. “Karena bermahkota, sedangkan mahkota digunakan raja, maka naga bermahkota disebut naga raja, dalam perdagangan,” kata Boedhi. Sementara ciri lainnya relatif sama, yaitu keris ber-luk 13, atau 11, dan ada juga yang 9. Gandiknya berbentuk kepala naga. Lalu terdapat badan naga yang memanjang mengikuti bentuk bilah. “Perbedaan dengan dhapur Nogo Siluman adalah keris ber-dhapur Naga Siluman hanya bergandik kepala naga, tidak memiliki badan,” lanjut Boedhi. Layak Dimiliki Pangeran Diponegoro Lalu apakah mungkin keris indah dan mewah ini dimiliki oleh Pangeran Diponegoro? Kalau menurut Boedhi, keris yang baru saja dikembalikan itu sangat layak dimiliki oleh seseorang bergelar pangeran seperti Pangeran Diponegoro. “Beliau adalah seorang pangeran senior, putra tertua dari Hamengku Buwono III dari istri selir,” ucapnya. Sejauh yang dipahami Boedhi, belum ada Awisan Dalem atau Larangan Dalem yang membatasi seseorang memiliki dhapur keris tertentu. Kendati memang ada angger-angger atau undang-undang Awisan Ratu atau Larangan Dalem mengenai barang atau atribut pakaian yang terlarang dikenakan selain raja. “Namun demikian, ketika mpu membuat keris, pemilihan dhapur dan pamornya tentu tidak serampangan. Banyak hal yang dipertimbangkan, salah satunya kedudukan sosial pemesan,” ujar Boedhi. Kendati mungkin dimiliki oleh Pangeran Diponegoro, keris ini tak dibuat pada masa ia hidup. Menurut Boedhi, berdasarkan bentuknya, keris Kiai Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro itu dapat disebut sebagai tangguh atau gaya Mataram. “Kemungkinan dibuat zaman pemerintahan Sultan Agung,” ujarnya. Menurut tradisi, Boedhi menjelaskan, keris dhapur Nagasasra yang pertama kali dibuat diciptakan oleh Jaka Supa II, putra dari Jaka Supa I atau Pangeran Sedayu pada masa akhir pemerintahan Majapahit. Adalah hal umum dalam dunia perkerisan, bahwa dhapur yang dulu sudah pernah dibuat, dibuat kembali pada zaman yang berbeda. Dhapur Nagasasra juga begitu. Dhapur Nagasasra cukup populer. Ia lalu banyak dibuat, khususnya pada masa pemerintahan Mataram Islam. “Ciri bentuknya sama, tetapi gaya pembuatan setiap zaman berbeda-beda, sesuai selera pada masa itu. Pada prinsipnya, perbedaan ini terlihat pada gaya bentuk, teknik tempa dan bahan material yang digunakan,” jelas Boedhi. Maka tak heran jika saat ini keris ber-dhapur Nagasasra, yang mirip wujudnya dengan Kiai Nogo Siluman tidak hanya ada satu, yaitu keris yang baru saja kembali dari Belanda itu. Keris berciri serupa salah satunya menjadi koleksi Museum Nasional, Jakarta. “Museum-museum luar negeri juga ada. Kolektor-kolektor keris pun ada yang punya,” kata Boedhi. Mengenai bagaimana keris itu bisa sampai ke tangan Pangeran Diponegoro? Ini sayangnya tak ditemukan catatannya. “Kita hanya bisa berspekulasi,” ujarnya. Sejauh yang Boedhi ketahui, arsip Keraton Yogyakarta tidak mencatat keris-keris yang diberikan raja pada seseorang. Biasanya yang dicatat adalah asal-usul keris yang ada pada saat catatan itu dibuat. Ini disimpan di Gedong Pusaka Keraton. “Keris pusaka Keraton Yogya yang dikaitkan dengan Pangeran Diponegoro yang kerisnya masih tersimpan di Gedong Pusaka Keraton Yogyakarta hingga saat ini adalah Kanjeng Kiahi Wisa Bintulu,” kata Boedhi. Bisa jadi keris Kiai Nogo Siluman ini dimiliki Pangeran Diponegoro karena warisan, baik lewat garis ibu maupun bapak. Kalau bukan karena warisan, mungkin hasil pembelian, hadiah atau pemberian seseorang seperti tombaknya Kiai Cakra yang konon merupakan pemberian. Kalau tidak, keris itu bisa jadi tidak sengaja ia temukan. Namun, kemungkinannya kecil kalau keris itu adalah warisan. Pasalnya sebagai keris warisan tentu dihargai. “Bukan berarti Pangeran Diponegoro tidak menghargai keris ini ya. Tapi artinya bukan merupakan keris andalan,” kata Boedhi. Kerisnya yang paling berharga lebih mungkin adalah Kiai Bondoyudo yang ikut dikubur bersama jasad Diponegoro. Adapun soal perdebatan yang kini ramai di media sosial, menurut Boedhi, ini hal biasa di dunia perkerisan. Namun bagi Boedhi, siapapun yang mendebat harus punya bukti dan alasan yang kuat.
.
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/418
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/60
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/547
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/742
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/834
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/933
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/432
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/500
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/766
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/950
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/671
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/897
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/692
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/253
  • 8l39p4f6pi.pages.dev/487
  • ciri ciri keris yang bertuah